"Hmm, entahlah. Yang penting, kamu ke sana saja dulu. Masalah lain-lain, bicarakan dengan mereka! Kalau rezeki kamu, mereka pasti bisa memahami kondisimu, kok!"
"Iya, doakan semoga aku mendapat sesuai keinginan, ya, Sya!"
"Amin."
 ***
Jam istirahat pertama keesokan harinya ....
"Angi ... boleh Suster menyarankan sesuatu?"
"Ya, Suster."
"Karena kamu masih semester dua kelas sepuluh, bagaimana kalau tinggal di susteran saja? Yang pertama, keselamatanmu terjaga karena di luaran sana kita tidak tahu seperti apa kondisinya. Ingat, kejahatan merebak di mana-mana. Kedua, kamu bisa fokus belajar meskipun memang harus ikut membantu di sana-sini."
"Oh, benar begitukah, Suster? Angi akan sangat berterima kasih jika diizinkan seperti itu!"
"Eits, belum selesai, ya! Yang ketiga, khusus buatmu, tidak ada biaya sepeser pun. Hanya, kamu harus membantu menata salah sebuah ruangan yang selama ini dijadikan gudang. Harus kamu sulap menjadi tempat nyaman. Nanti, akan kami pikirkan masalah bed, meja belajar, dan lemarinya. Bagaimana? Apakah kamu sepakat?"
"Inggih, Suster. Saya siap. Kalau begitu ... Angi tidak perlu lagi mencari-cari tempat nebeng dan pekerjaan buat menyambung hidup!"