***
Angi sedang berjalan siang pulang sekolah itu. Sebenarnya, tujuannya hendak ke Senaputra, hendak berlatih tari. Namun, ia urungkan niatnya. Malah berbalik hendak menuju gedung DKM tempat biasa berlatih karate dan bela diri.
Di tengah jalan, ia bertemu Tasya, salah seorang teman baik di sanggar bela diri. Usia Tasya setahun lebih tua, tetapi ia hanya ikut home schooling. Itu karena profesi orang tuanya sebagai anggota TNI harus bolak-balik pindah tugas. Ia merasa lelah pindah-pindah sekolah. Tidak masalah, yang penting ia tetap belajar giat demi mengejar ketertinggalan dan meraih masa depan gemilang. Sama seperti Angi, ia pun ingin bisa kuliah di perguruan tinggi idaman.
"Angi ... kebetulan, nih. Ada kabar baik tentang pekerjaan. Kamu mau nggak?"
"Oh, ya? Mau banget, dong!"
"Ini ... ada kabar dari Bi Imah, katanya teman Bi Imah lagi cari teman untuk membantu di rumah majikannya. Tugasnya merawat pasien yang menderita lumpuh. Mau?"
"Ya, ya ... Â mau banget!"
"Baiklah, kukabarkan sekarang agar Bi Imah meneruskan berita gembira ini!"
"Wuaah, terima kasih banyak, Sya! Pucuk dicinta ulam tiba!"
"Iya, Angi, sama-sama. Semoga kamu betah di sana dan memperoleh gaji sesuai keinginanmu!"
"Tapi ... gimana dengan sekolahku, Sya?"