Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Menunggu di Ambang Batas Waktu

13 Oktober 2024   16:12 Diperbarui: 28 Oktober 2024   15:11 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- waktu (Freepik/rawpixel.com)

Bluuaaarrrr!

Aku tersentak dan tersadar! Ternyata, aku sedang dikerjai Cantika. Ingin rasanya marah, tetapi genggaman Cantika makin dipererat. Bola mata itu ... duuh ... tak kuasa aku menyakitinya.

Cantika kemudian menatapku sambil mengangguk-angguk, "Ya ... iya, kan Gandaru ...?" ucapnya dengan tatapan jenaka.

Entah apa yang ada di dalam otakku. Seperti magnet melihat Cantika mengangguk, aku pun turut mengangguk mengiyakan. Tiba-tiba seisi kelas bersorak-sorai sambil berlompat-lompat seolah turut bahagia untuk kami berdua. Padahal, mereka tidak tahu kalau 

Cantika bukan menyatakan cinta, melainkan menyatakan isi proklamasi, sebagai akal-akalan mengerjai mereka dan aku tentunya, hiks.... Cantika berbisik manja untuk langsung minta diantar pulang.

Sejak saat itulah Kamil, Yos, dan Dion mulai mendekatinya. Aku tidak tahu kalau sebenarnya mereka semua berkonspirasi dan berkolaborasi. Bertaruh di antara mereka kalau Cantika berani menyatakan padaku, Tobleron menjadi milik Cantika beserta upeti lain-lain.

Jahatnya mereka mempermainkan aku! Namun, justru kejadian itulah yang mengawali kedekatan kami. Mungkin sebagai penebus dari rasa bersalah mereka. Sejak itu pula Cantika selalu memintaku menjemput dan mengantarnya pulang. Bahkan, saat Cantika jadian dengan Dion, akulah yang mengantar dan juga menjemput seusai mereka nge-date di mana pun. Bayangkan saja, kacau bukan?

Entahlah, sulit bagiku meninggalkan Cantika. Makin hari kami makin dekat. Rasa cintaku makin sulit kuhapuskan. Manjanya Cantika padaku makin menambah rasa berharap bisa menjadi kekasihnya.

Meski cintaku kian menggunung, aku tak sanggup mengganggu hubungan Cantika dengan Dion. Aku hanya bisa berharap Cantika segera putus dan mengalihkan cintanya kepadaku. Aku akan setia menunggu Cantika putus. Bahkan aku berjanji akan melakukan apa pun agar Cantika mencintaiku.

Dua tahun berlalu, Cantika masih bersama Dion. Harapanku hampir sirna ditelan rasa lelah menunggu. Mungkin aku dan Cantika cukup menjadi sahabat saja.

Pelajaran Geografi tiba. Sesuai agenda, hari ini jadwal kunjungan ke Museum Geologi. Semua bersemangat mempersiapkan diri. Pak Dodi, guru Geografi kami, menyampaikan rencana keberangkatan hingga aturan selama di museum. Lalu kepada kami dibagikan kertas kerja yang harus kami isi selama di museum nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun