Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Saya Membuat Buku Solo

11 September 2024   18:59 Diperbarui: 12 September 2024   01:47 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cara Saya Membuat Buku Solo

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Bagaimana? Masih berminat menulis buku solokah? Buku solo adalah buku yang ditulis oleh satu orang saja. Bukan ditulis beramai-ramai macam nubar (nulis bareng). 

Isi buku solo bisa beragam. Bisa berupa (1) buku pelajaran, atau antologi berupa kumpulan (2) cernak, (3) cerpen, (3) kisah inspiratif, (4) diary, (5) puisi, (6) khotbah/renungan, (7) quotes, (8) artikel, hingga (9) novelete/novela/novel. Bahkan, bisa campuran berbagai genre sebagai bunga rampai. Yang penting minimal jumlah  50 halaman kertas ukuran A4 margin normal, jenis tulisan TNR 12, spasi 1,5.

Kalau pengalaman saya begini.

Saya tentukan dulu mau bikin buku solo genre apa. Misalnya kumpulan cerpen. Atau novela remaja (teenlit)

Jika kumpulan cerpen atau cernak, setelah saya menulis dengan mencicil harian, semua naskah saya kumpulkan, saya jadikan satu secara perlahan-lahan.

Menulisnya pun saya targetkan, misalnya dalam sebulan ini harus jadi. Kalau kumpulan cerpen, tergantung panjang pendek cerpen itu sendiri. Kadang 10 cerpen, kadang bisa lebih.

Setelah terkumpul, barulah saya tambahkan Kata Pengantar, Daftar Isi, Blurb, dan Bionarasi. Selanjutnya, saya kirimkan ke penerbit.

Jika berupa cerita bersambung atau naskah novelet/novela, saya akan mencicil harian.
Jika masih rancangan belum apa-apa, tentulah saya berusaha membuat mind map dengan menuliskan secara manual di selembar kertas (biasanya bekas kalender).

Tentu saja, sebelum itu saya harus memikirkan (a) menentukan genre apa, (b) premisnya bagaimana. Selanjutnya menentukan nama tokoh, karakter, dan latar tempat. Sangat perlu untuk melakukan riset tentang tempat atau sesuatu yang hendak dijelaskan di dalam naskah.

Kalau tidak melakukan secara mandiri, biasanya saya ikut tantangan menulis selama sebulan. Setelah naskah jadi, dikumpulkan jadi satu, barulah tambahkan Kata Pengantar, Daftar Isi, Blurb, dan Bionarasi.
Dalam hal ini, saya menarget diri sendiri, kapan naskah harus jadi. Biasanya dalam seminggu sudah harus jadi! Itu jika tidak ada kesibukan penyuntingan.


Begitulah cara saya membuat buku solo. Sedikit demi sedikit, akhirnya dalam waktu 4 tahun (sejak Oktober 2020) kini saya memiliki 27 buku solo ber- ISBN dan 165 antologi nubar (nulis bareng) berbagai genre dari beberapa penerbit. 

Mohon maaf, ini sekadar share pengalaman saja. Bukan untuk pamer, melainkan ingin memotivasi sekaligus mengajak khususnya khususnya para guru yang masih aktif untuk bisa memiliki buku solo. Hal ini karena berdasarkan pengalaman dari golongan IV/a ke jenjang berikutnya lumayan sulit. Sementara kepemilikan karya tulis sangat minim. Padahal, karya tulis merupakan sarana pemerolehan dan penambah kredit point dalam rangka kenaikan pangkat. Selain itu, untuk bisa mengikuti aktivitas guru atau kepala berprestasi pun, dipersyaratkan memiliki karya tulis, misalnya karya inovasi dalam pembuatan alat peraga pembelajaran. Termasuk di dalamnya kliping karya tulis yang pernah dibuatnya. Di sinilah guru dituntut bisa menghasilkan karya tulis. 

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun