"Hmmm ...!" Mug pun berpikir keras.
"Cobalah segala sesuatu itu dihadapi dengan kepala dingin dan dada lapang! Ucapkanlah dengan lemah lembut, pasti lawan tutur akan terpesona dan berterima kasih atas nasihatmu. Kalau kau berkata-kata model preman begitu, yang ada kamu malah menjadi preman beneran. Padahal, sejatinya kamu kan menasihati?" lanjutnya.
"Iya, sih. Maafkan aku ya, Teko! Suaraku terlalu keras. Bahkan bukan nasihat yang dengar dariku. Yang ada malah menjadi caci dan gertak!" ujar Mug menunduk.
"Iya, iya. Aku juga meminta maaf karena keluh kesahku kalian jadi jengkel. Aku sangat menjengkelkan kalian!" Teko mengatupkan kedua belah tangan di depan dada.
"Nah, terima kasih, Kawan!" sahut piring kecil. "Kini kalian masing-masing menyadari kekurangan diri. Ke depan, apa yang tidak disukai itu jangan diulangi lagi, ya! Jangan berkeluh kesah, justru bersyukurlah. Kita masing-masing memiliki tugas istimewa, jangan saling olok. Apalagi dendam! Iri, dengki, benci ... hingga dendam itu harus kita buang jauh-jauh agar damai sejahtera merajai hati kita. Bagaimana?" ajak piring kecil bersemangat.
"Baiklah, Ring. Aku setuju!" kata Teko sekali lagi mengangguk-angguk dan mengatup kedua belah tangan.
"Kamu bagaimana, Mug?"
"Siap. Aku akan mengubah sifat dan sikap arogan dan temperamentalku, Ring. Aku akan belajar menjadi alat yang lemah lembut dalam tutur kata maupun tindakan!"
"Nah, terima kasih, Kawan! Tutur kata yang membuat sakit hati itu malah seolah pedang menyakitkan yang mampu membunuh! Membunuh karakter, membunuh masa depan ... bahkan menjebloskan diri sendiri ke dasar jurang dosa. Sekarang paham, ya ... mengapa kita harus lebih sabar dan santun?"
"Iya, Ring. Mohon maafkan aku. Aku tidak sadar kalau karena terlalu emosi, tujuan awalku memberi tahu bisa jadi memberi racun. Kata-kataku bisa lebih menyakitkan hati kawan-kawanku. Kata-kataku jadi laksana sianida, padahal harusnya menjadi madu!"
"Bagaimana, Teko? Kalau begitu mari kita bersalam-salaman, bermaaf-maafan, dan berpelukan tanda bahwa di antara kita saling rukun!" ajaknya.