Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Silent of Love (Part 12)

17 Agustus 2024   13:33 Diperbarui: 17 Agustus 2024   13:58 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Maafkan kami, Pak! Kami mohon maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi!" pinta Mawar salah seorang anggota geng dengan mengiba.

"Perkara memaafkan, gampang! Ceritakan dulu hal-hal merugikan sesama siswa yang pernah kalian lakukan di sekolah ini!" sambut Bu Rini.

"Ini masih di awal semester kedua saja kalian sudah bikin ulah. Untung ketahuan. Andaikata saya tidak kontrol dan bertugas piket, entah apa yang akan kalian lakukan kepada Melani!"

Terjeda beberapa menit, kemudian terdengar menggelegar.

"Siapa lagi selain Melani yang telah kalian bully? Cepat jawab!" tegas Pak Hamid.

"Lan, saya minta maaf, ya! Saya berjanji tidak akan ikut geng Rasti lagi. Saya nyatakan bahwa saya keluar dari geng!" tutur Mawar.

"Saya juga minta maaf, Lan. Kata-kata dan ulah saya telah menyakitkan hatimu. Saya berjanji tidak mengulanginya. Seperti Mawar, saya pun menyesal ikut geng Rasti dan menyatakan keluar juga!" ujar Rahma.

"Hmmm ... Bapak minta apa yang telah diucapkan ini, silakan dituliskan di atas kertas bermeterai, diketahui serta ditandatangani pula oleh orang tua!" sebut Pak Hamid.

"Ya, Nak. Mungkin terkesan kami keras. Namun, inilah yang harus kami lakukan agar kalian menjadi manusia dengan masa depan yang dapat diandalkan. Manusia yang berperikemanusiaan dan bermental Pancasila!" sambung Bu Rini.

"Mawar dan Rahma sudah meminta maaf secara lisan, bagaimana dengan kalian berdua? Vidya dan Rasti? Bagaimana? Apakah kalian berdua masih bersikukuh dengan geng jahat yang telah kalian rintis?" Pak Hamid menatap netra kedua muridnya dengan tatap tajam.  
Setelah satu jam pelajaran, Melani dipersilakan kembali ke kelas. Keempat gadis yang bermasalah masih belum diizinkan kembali ke kelas. Masih ada agenda yang harus mereka ikuti sehubungan dengan kesalahannya. Padahal, mengenai bullying sejak awal masuk sudah dikemukakan dilarang dilakukan di sekolah. Karena itu, keempat pelaku bullying masih ditahan di ruang BK. Kalau perlu, hari itu juga kedua orang tua masing-masing siswa hendak dipanggil lewat panggilan kepala sekolah.

***  

Monggo Bapak, Ibu, Adik-adik ... bantu saya dengan memberikan kritik, saran, atau masukan agar tulisan ini layak dibukukan. Terima kasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun