Bab 3 Â
Rasa Luar Biasa
Kondisi kota pagi ini masih dalam cuaca ekstrem. Dingin banget! Tertulis 18 derajat Celsius di gawai pertanda begitu dingin dari biasa.
Minggu pagi ini anak-anak tidak melakukan aktivitas out door. Klana sedang mengerjakan tugas di kamarnya. Lina pun masih bergelung di dalam selimutnya. Akan tetapi, Lani kebingungan karena belum bisa menyelesaikan tugas biologi yang didapat dari guru dua hari lalu. Padahal, Senin besok ada jadwal biologi.
Karena itu, meskipun cuaca dingin, ia bergegas mencari salah seorang anak indekos yang bisa mengajarinya mengatasi PR tersebut.
"Kak ... Kak Bagus ...," panggil Lani sambil perlahan mengetuk pintu kamar perjaka itu.
"Ya, Dik. Ada apa?" sahut Bagus dari dalam kamar.
Ia belum membuka pintu karena masih mengenakan jaket cukup tebal dan bahkan mengenakan selimut tebalnya juga.
"Bisa nggak ajari Lani PR biologi, Kak?"
"Oh, bisa. Bisa. Tunggu sebentar, ya!"
"Baiklah. Kita di ruang diskusi saja, ya, Kak!"
"Oke!"
Beberapa saat kemudian, ketika Bagus masih harus ke kamar mandi dalam untuk sekadar cuci muka, Lani pun menuju ruang diskusi. Kebetulan ada Stefan yang sedang menjerang air untuk membuat mi instan dan kopi hangat.