Tempat Curhat Hebat
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Pada pagi pertengahan Juli udara terasa dingin sekali. Musim bedhidhing kata orang Jawa. Musim bunga rambutan dan mangga. Karena itu, Sari masih ingin bergelung di dalam selimut tebalnya. Namun, Mama terdengar berteriak-teriak memanggilnya dari arah rumah belakang.
"Sariiii .... ayo segera bangun dan bergerak! Jangan mentang-mentang Minggu kamu bermalas-malasan saja!" teriak Mama membahana.
"Dari jam enam pagi tadi Buk Miah sudah berkeliling kampung memperdagangkan sayur-mayur, eh ... kamu malah molor saja!" terdengar teriak Mama kembali membuat Sari risih juga.
"Hadaaah .... Dingin banget, Ma! Perut Sari rasanya kram, nih!"
"Justru itu supaya tidak kedinginan kamu harus bergerak. Menyapu halaman sana, kek! Anak perawan nggak elok molor, Nak! Nggak bagus, tahu! Kelak kalau mertuamu cerewet, bisa kena sembur mulu kau!"
"Duuhh ... liburan, kan Ma? Kenapa Sari nggak boleh seneng sekaliiii saja! Tiap hari sudah kerja dan kerja selain sekolah, kan? Emang enggak boleh ada cutinya gitu?" dalih Sari mendekati mamanya.
"Ya ... kalau kamu minta libur, sekalian puasa, ya hari ini! Tapi ... kalau masih mau  makan, ya ... harus bantu-bantu kerja!" sahut Mama.
"Duh, Ma ... Plisss deh. Sari enggak pernah minta berlibur atau ke mana-mana, kan? Cuma ... hari ini minta tidur barang sebentar saja! Soalnya semalam Sari nggak bisa tidur karena kedinginan. Jadi, masih mengantuk pakai banget, nih, Ma!" rajuknya.
"Hmm, ya udah. Silakan! Tapi untuk kali ini saja, ya! Kalau kamu memang benar-benar masih mengantuk, tetapi tidak untuk setiap hari!"