"Kita sambut kehadiran debay sebentar lagi, ya Sayang. Kamu yang kuat, ya. Aku akan selalu ada di sampingmu!" bisiknya.
Seperti apa yang dimaui Anye, Krishna pun melayani sekali lagi nafkah psikis yang selama ini tidak pernah diperoleh sejak sang suami pergi meninggalkannya. Dibisikkanlah kata-kata manis yang membangkitkan semangat hidup. Khususnya dalam rangka menyambut kelahiran si baby.
Menurut referensi yang pernah Krishna baca, ibu hamil yang berseraga dapat membantu proses kelahiran asal dilakukan dengan sangat berhati-hati. Krishna berharap apa yang ditulis itu benar. Semacam membuka jalan lahir, teorinya!
Krishna paham, mungkin Anye masih menganggap dirinya adalah Jalu. Kebetulan memang secara fisik keduanya mirip. Tinggi, kekar, hitam manis, dan sedikit berjambang. Sama. Hanya saja Jalu masih berusia 22 tahun, sedangkan Krishna 26 tahun.
Kalau Jalu memiliki seorang adik lelaki, Krishna putra semata wayang. Kelebihan Krishna yang lain, tampak dia lebih bijak, penyabar, hati-hati, dan lebih ikhlas menghadapi segala sesuatu. Sebaliknya, Jalu terkesan keras kepala dan tidak bisa dilarang juga. SosokÂ
 Krishna  sangat layak mendampingi Anye yang sedang terpuruk di dalam kesedihan dan kesepian. Kebutuhan akan seorang teman sebagai tempat curhat sehingga tidak merasa sepi dan sedih inilah yang harus dipenuhi oleh Krishna.
Keesokan harinya, Anye merasakan kontraksi. Beberapa kali Anye mengaduh dan mengeluh, bahkan menangis. Agar bisa ditangani maksimal, Krishna pun segera membawa Anye ke klinik bersalin kelas VIP sehingga tidak mengganggu dan terganggu oleh pasien lain. Bagaimanapun Krishna takut kalau depresi yang diderita akan berulang. Jadi, meskipun yakin Anye telah sembuh dengan bukti kejadian semalam, Krishna berjaga-jaga saja. Â Â
Krishna selalu berada di samping Anye sambil melayani dengan baik. Memeluk, memijat, mengusuk, dan memegangi tangannya. Tidak pernah terpisahkan. Pembukaan jalan lahir pun meningkat dengan cepat.
Empat jam setelah kontraksi pertama, langsung lahiran dengan normal. Krishna ikut menangani. Bahkan, oleh sang bidan dimintanya Khrisna menangkap baby boy yang meluncur dari rahim Anye. Tentu saja pengalaman perdana yang mahadahsyat baginya. Krishna merasakan betapa Allah mengasihi Anye, si baby boy, dan dirinya sendiri selaku dokter pribadi merangkap sebagai suami pengganti.
Dengan wajah ceria Anye menerima si baby boy untuk didekap dan didekatkan pada puting agar segera menerima ASI ekslusifnya. Bahkan, Anye meminta Krishna untuk memberikan nama kepada sang buah hati.
Cukup kaget karena kurang persiapan, Krishna spontan mengatakan Refo Rafandra. Refo dari kata reformasi, sedangkan Rafandra bermakna tampan, jantan. Jadi, semoga baby yang lahir di zaman reformasi ini selain tampan wajah, juga prima budi pekertinya.
"Amin," jawab Anye dengan netra berbinar.