Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - menulis itu bikin kuat daya ingat

Menulis yang bisa ditulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gelang Giok (Part 5)

1 Juli 2024   11:24 Diperbarui: 1 Juli 2024   11:53 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baiklah. Biaya hidup per bulan akan saya kirim. Pembelian bensin dan makanan dalam perjalanan pun akan kami suplai!"

"Yang perlu kalian ketahui ... perjalanan kita ini bukan dalam rangka berwisata, melainkan pelarian. Kalian berdua berada dalam misi penyelamatan jiwa kami yang sedang terancam. Jadi, mohon maaf, jangan menghubungi siapa pun selama dalam perjalanan pelarian. Nomor HP kalian pun harus ganti baru. Apakah kalian sanggup?"

"Siap, Tuan."

"Saya sanggup, Tuan," Suyud yang sedari tadi diam menjawab sigap.

"Nah, bawa sini HP kalian! Akan saya ganti dengan nomor perdana. Kalian hanya perlu menghubungi beberapa nomor penting kita saja!"

Dengan segera Nu mengganti nomor gawai kedua pengawal setianya tersebut kemudian saling bertukar nomor. Kini, mereka bertiga menggunakan nomor khusus. Sementara, gawai kedua putra-putrinya pun dengan terpaksa dinonaktifkan.

Setelah berubah nomor baru, segera nomor Tamtomo sang reserse yang mengikuti jejak mereka dimasukkan ke dalam ketiga gawai dengan sebutan nama Ketam. Gunanya untuk bisa share lokasi jika sewaktu-waktu ditanyakan. Dengan demikian, mereka tetap terhubung satu dengan yang lain.  

Ayusti dibantu Ami yang mempersiapkan koper berisi pakaian dan perlengkapan penting lain dalam waktu dua jam sudah beres. Setidaknya ada lima koper besar. Setelah itu, segera mempersiapkan makanan minuman yang bisa digunakan sebagai bekal di perjalanan. Masing-masing mobil disendirikan karena tujuan perjalanan berbeda. Memang keduanya semula terarah sama, yakni sama-sama ke daerah timur, tetapi tujuan akhir mereka berbeda.

Agar  kedua putra putri tidak kecewa dan tidak banyak bertanya, mereka berjanji tidak akan melakukan pertemuan. Untuk makan pagi atau pembelian makanan minuman di perjalanan, tidak akan dilakukan di tempat sama. Entah sampai kapan mereka bisa bertemu kembali, hanya Tuhan saja yang mengetahui. Namun, kedua orang tua tersebut tetap berdoa kiranya semua akan baik-baik saja.
 
***  

Setelah berkesempatan istirahat tidur sejenak, Tuan Nu dan kedua sopirnya sudah siap melakukan perjalanan panjang. Pukul 03.30 segera berkoordinasi untuk segera membangunkan kedua putra-putri mereka, Teruna dan Seruni, yang sedang nyenyak tidur.
Kepada keduanya segera diminta mencuci muka dengan tisu basah saja.

"Nak, Ayah dan Ibu mohon maaf jika sepagi ini membangunkan kalian. Karena ada kelompok penjahat yang mengincar kita, kalian harus segera kami bawa pergi jauh dari tempat ini. Kita masing-masing akan bersembunyi dahulu di tempat aman. Nanti setelah kondisi memungkinkan, kita akan bertemu kembali! Tolong jangan potong kata-kata Ayah dulu!" Nu membeberkan alasan mengapa mereka harus pergi sepagi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun