Tangisan Anye agar Jalu tetap stay di dalam kota pun tidak dihiraukan oleh sang calon ayah. Tekadnya bulat untuk ikut berjuang ala mahasiswa!
"Mas, jangan pergi! Please, dengarkan aku. Prioritas kita adalah permata hati ini!" cegah Anye memegangi lengan kanan sang suami yang pamit hendak pergi.
"Nggak bisa, Sayang! Justru demi putra kitalah aku harus berjuang di garis depan!" ujar Jalu sambil mengelus pucuk kepala dan perut sang istri.
"Aku pasti pulang! Ingat itu!" tuturnya dan segera pergi tanpa bisa dicegah.
Tangisan sang istri ditanggapi dengan senyum dan simbol telapak tangan kanan membuang udara di depan mulut, "I love you my darling!" pungkasnya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H