Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gelang Giok (Part 3)

29 Juni 2024   04:25 Diperbarui: 29 Juni 2024   04:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ami sangat ketakutan, apalagi juga didengar bahwa De One, juragan sepuh, telah tewas terpanggang pada mobil yang terbakar dalam kecelakaan. Ngeri-ngeri sedap menggelitik ruang dengarnya sehingga keinginan untuk buang air kecil pun tak mampu ditahannya.

Para penjahat menceritakan dengan bangga dan mengatakan sedikit waktu lagi bakal panen harta rampasan/rampokan. Si Ami mendengar rahasia kejahatan itu dengan gemetar bukan main. Dia  tidak pernah menyangka kalau rentetan peristiwa tersebut didalangi oleh penjahat yang konon masih berkerabat dengan majikan hanya gegara perebutan warisan. Warisan telah membutakan mata hati insan hingga menjadi raja tega untuk menghabisi nyawa keluarga. Sekitar pukul 19.00 Ami bisa keluar dari rumah itu. Dengan masih bergemetaran, mengendap-endap, dia kembali ke rumah induk sang juragan muda.

"Sebagai bukti keberhasilan misi, penggal kepalanya, dan bawa ke hadapanku!" teriak lantang suara sopran salah satu penjahat.

"Siap, Bos!" dua jenis suara lelaki serentak menjawab perintah.

Sambil masih merasa panas dingin dan nano-nano, gemetar belum sirna, Ami segera mencari, menemui istri juragan muda. Meminta dengan paksa, mengajak sang suami juragan putri ke kamar utama. Dengan wajah pias dan pucat pasi, Ami yang tampak sangat ketakutan itu mengemukakan rencana jahat yang baru saja didengar.

Nu sang juragan dengan istrinya pun tak kalah kalut. Segeralah dia berkoordinasi dengan kedua sopir tepercaya untuk malam itu juga atau setidaknya saat subuh nanti meninggalkan rumah.

Nu segera memanggil kedua sopir kepercayaan. Mereka diminta menyiapkan dua kendaraan. Suyud, sopir pertama, akan membawa Nu dengan istrinya. Sementara, Adi Sukadi, sopir kedua, akan membawa Teruna dan Seruni bersama Ami ke tempat yang berlawanan.
Malam itu juga Nu dan istri mewanti-wanti agar Ami menjaga kedua putra-putrinya dengan baik. Dimintanya Ami dan Adi Sukadi menjaga keselamatan penerus dan pewaris perusahaan yang sementara ditinggalkannya itu.

Kedua pasangan muda tersebut tidak tahu bagaimana kelanjutan kisah hidup masing-masing, tetapi kepada Ami diserahkan sejumlah uang untuk biaya hidup dan biaya pendidikan kedua putra-putri mereka. Paling tidak cukup untuk setahun, dan tahun berikutnya pasti akan ditransfer lagi. Nomor telepon diminta tidak diganti. Beruntung, Nu memiliki dan menyimpan beberapa nomor perdana sehingga bisa digunakan untuk berkomunikasi selama berada di dalam pelarian.

Setelah dua koper besar dipersiapkan untuk perlengkapan kedua putra-putri mereka, Teruna dan Seruni, yang berusia sebelas dan sembilan tahun. Dengan  hati-hati dibangunkanlah kedua mereka. Secara berbisik dan sangat perlahan kepada keduanya diberitakan bahwa mereka harus segera melarikan diri agar selamat dari kejahatan dan kekejian kelompok penjahat yang mengincar harta warisan mereka.

Tidak lupa seluruh aset berupa berkas penting milik keluarga dipersiapkan pula dengan hati-hati. Kotak perhiasan dan brankas yang tidak tertanam pun dibawanya serta. Surat-surat penting berupa ijazah, KTP, ATM, SIM, dan lain-lain pun tidak ada yang tertinggal.
Kepada kedua sopir diberitahukan bahwa tujuan mereka sebenarnya adalah pesisir pantai selatan yang sulit dilacak oleh penjahat. 

Akan tetapi, keduanya tidak setuju. Adi hendak membawa kedua putra-putri sang juragan ke Bali, tempat keluarga besarnya tinggal. Dia siap melindungi kedua bocah tak berdosa itu hingga keadaan dirasa aman. Apalagi, Adi juga memiliki keluarga yang siap menampung mereka. Meskipun di pedesaan, keluarga Adi memiliki home stay sehingga hidup mereka pasti terjamin aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun