"Anye. Kita ke dokter, ya!"
"Iya," senyum sumringah itu tak tega Jalu kotori dengan sesuatu yang membuatnya patah semangat.
Keesokan harinya Anye diantar ke puskesmas dan perkiraan Anye benar. Dia  dinyatakan hamil dua bulan alias sembilan minggu! Binar bahagia terpancar dalam netranya. Selain memperoleh vitamin dan penguat rahim, Anye juga diminta bergabung dengan ibu-ibu muda untuk ikutan senam hamil.
Setelah memperoleh surat keterangan dokter, Jalu langsung mengajak Anye pulang ke rumah orang tua. Dia  pasrah. Apa pun kata dan keputusan kedua orang tuanya akan Jalu terima. Sekalipun dimarahi habis-habisan, Jalu benar-benar siap pasrah.
Namun, sangat beruntung. Setelah beberapa jam perjalanan sampai di rumah orang tuanya, Jalu menceritakan semua kondisi mereka. Ternyata, kedua orang tua langsung merestuinya. Hal itu karena mereka juga menjaga agar hati Anye tenang dan bahagia demi buah hati.
Kedua orang tua Jalulah yang akan menyelesaikan masalah dengan orang tua Anye. Karena itu, mereka berdua diminta menginap dan keesokan harinya secara estafet menuju kota tempat kedua orang tua Anye berada. Hati Anye sangat bahagia, ternyata kedua orang tua Jalu memperlakukannya secara istimewa juga. Ada kelegaan yang meluap-luap tak terkata.
Sesampai di kediaman keluarga Anye, Jalu dan kedua orang tuanyalah yang menceritakan secara gamblang. Kondisi Anye saat ini sedang berbadan dua. Walaupun ada rasa kecewa, kedua orang tua menyadari bahwa mungkin seperti itulah takdir putra-putri mereka. Mereka sadari bahwa jauh dari orang tua bisa saja membuat mereka terpeleset hingga terjadi bencana. Namun, sebisa-bisa mereka menerima sebagai takdir, bukan merupakan bencana. Justru berharap kehamilan Anye menjadi berkah bagi keluarganya.
Akhirnya, hari itu juga keduanya dinikahkan secara mendadak. Tidak masalah secara siri dahulu, pernikahan resmi akan digelar jika keduanya sudah sama-sama lulus. Yang penting ikatan keduanya sudah sah secara agama.
Bersyukur sekali tidak ada masalah yang berarti sehingga dalam tiga hari berada estafet di keluarga kedua orang tua, mereka sudah resmi menikah siri. Dengan demikian, tetangga kanan kiri tidak lagi mempermasalahkan kalau mereka berdua tinggal serumah.
Teman-teman Anye di tempat indekos pun diberi tahu bahwa mereka sudah menikah dan harus pindah rumah. Demikian juga dengan teman-teman kuliah Anye serta teman kuliah Jalu. Meskipun tidak dipestakan, mereka sudah mengetahui posisi, status, dan kondisi pasangan muda tersebut. Pengantin baru yang berbahagia. Mereka tetap tegar meski ada yang menyebut married by accident!
***
Sidang skripsi dimajukan. Sesuatu yang sangat menguntungkan! Dalam waktu sekitar satu jam, pertanyaan yang diajukan beberapa dosen bisa Jalu jawab dengan baik. Anye yang mengantar dengan setia masih berada di luar ruang sidang. Demikian juga beberapa teman Jalu. Akhirnya, ketika pintu ruang terbuka, kelegaan pun menggurita.