Sampailah si katak di dekat kolam. Dilihatnya beberapa ekor ikan lalu disapanya ramah.
"Wahai para ikan yang jelita! Selamat, ya! Sebentar lagi kita akan menikmati guyuran hujan! Nah, dengar tuh ... guruh dan guntur mulai terdengar!" serunya bangga.
"Hah? Apa peduli kami dengan hujan? Kan setiap saat kami sudah berada di dalam air. Jadi, apa kaupikir kami bisa menikmati guyuran air hujan? Pandailah sedikit! Musim hujan atau panas, apa bedanya buat kami? Sama saja, tahu!" seru seekor ikan paling besar dari bawah permukaan air sambil mulutnya menganga.
"Woaaahhh! Sedih benar nasibmu, Kawan! Kalian hanya bisa hidup di dalam air! Padahal, di sini ... di daratan ini panorama indah sekali. Ada aneka warna bunga yang sangat harum, ada berbagai buah lezat dengan bentuk indah. Hmmm, kasihan sekali!" sambil menggeleng-geleng si katak berkoar.
Lalu, tetiba terbanglah seekor burung love bird sedang mencari tempat bernaung. Ia harus meneduh agar tidak basah saat hujan nanti.
"Hai, burung cantik! Sedang apa kamu di situ?" sapa si katak.
"Aku hendak berteduh, Kawan! Kayaknya hari hampir hujan!"
"Laaahh, kenapa harus berteduh segala? Bukankah hujan sangat nikmat mengguyur tubuh kita?" ujarnya.
"Ya, ya ... bagimu memang demikian, tetapi tidak buatku!"
"Hmmm, ... ternyata, akulah yang paling bahagia menyambut hujan! Horeee ....!" serunya bangga.
Keseruan aktivitas katak hari itu sungguh sangat menyenangkan hatinya. Hari berganti dan sampailah pergantian musim. Kini musim penghujan sudah berakhir. Musim pancaroba telah tiba. Masing-masing hewan melakukan aktivitasnya. Namun, ketika musim panas membara, katak yang sangat suka hujan berkeluh kesah.