Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semut yang Patut Dianut

27 Juni 2024   02:47 Diperbarui: 27 Juni 2024   02:50 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tentu saja! Aku suka menyanyi dan menari. Kalau biolaku tidak bisa kupakai, bagaimana aku menari dan menyanyi? Kamu kok nggak pandai juga, sih!"

Karena semut agak tersinggung, ia berniat hendak melanjutkan aktivitas mencari makanan daripada meladeni belalang sombong itu.

"Ya, sudah. Silakan lanjutkan, aku juga akan melanjutkan mencari makanan," kata Smuti.

"Eeee ... kenapa harus mencari makanan? Bukankah kita juga perlu refreshing, Kawan? Hidup hanya sekali, maka ... mari nikmati dengan bersuka hati!" ujar belalang sambil melipat tangan dan menyilangkan kaki panjangnya.

"Terima kasih. Kami akan mencari makanan sebagai tabungan disimpan di lumbung sehingga saat musim hujan tidak akan kekurangan pangan, Kawan!"

"Huh! Musim hujan maaahhh ... masih lama, Kawan! Tak perlulah dipikirkan sekarang! Saatnya bersantai dulu, mari menyanyi dan menari bersamaku!"

"Terima kasih, izin pamit dulu, Blanjang!" pamit Smuti.

"Huuufff ... binatang bodoh! Ngapain susah-susah menabung makanan. Kan makanan mudah banget dicari!" gerutu belalang sepeninggal semut itu.

Namun, tiba-tiba mendung kelabu datang berbondong-bondong dan hujan turun dengan lebatnya. Belalang sangat kaget.

"Eh, mengapa hujan datang tiba-tiba, ya?" sungutnya.

Bukan hanya hujan, banjir pun datang melanda. Area rerumputan tempatnya tinggal pun menjadi lautan air. Semua tergenang bahkan tenggelam. Belalang kebingungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun