Kisah Selimut Usang
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Pagi ini selimut usang dilipat dengan cukup baik, mendekati sempurna. Namun, karena ada sobekan di sana-sini, tentu saja lipatannya kurang memuaskan majikan pemilik kamar tidur.
"Kamu memang seharusnya sudah pensiun, Mut!" bisik sebuah guling di sebelahnya.
"Iya, aku memang digunakan sejak kakek nenek mereka masih hidup. Kini mereka sudah berpulang cukup lama. Jadi, kondisi tubuhku sudah usang, lapuk, dan rapuh!" jawab selimut bersedih.
"Jangan khawatir. Di tempat lain, kamu pasti masih sangat dibutuhkan. Semoga saja masih ada yang menerima kehadiranmu dengan sukacita, ya!" bisik sebuah bantal di sampingnya.
"Iya, terima kasih, Kawan. Kalian adalah sahabat baikku selama ini. Semoga kalian masih dipertahankan, ya. Kalau aku harus pindah rumah, doakan saja agar aku masih bermanfaat!" sahut selimut lirih.
"Baiklah, kami akan selalu berdoa buatmu. Semoga masih ada yang memanfaatkan kamu sesuai tugas kewajibanmu selama ini!"
"Amin," jawab selimut.
***
"Ti, Surtiiii!" panggil majikan kepada pembantunya.
"Iya, Nyonya! Ada apa?"