Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Anyelir (Part 5)

24 Juni 2024   17:19 Diperbarui: 24 Juni 2024   17:46 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Nice Memories

Malam hari setelahnya Anye sulit memejam netra. Bayangan bagaimana Jalu memperlakukan dirinya sangat mengganggu. Satu demi satu potongan mozaik memori itu membayang di dalam benak.

"Loh, kok bisa ya anak itu mengikutiku selama satu semester? Kok aku sama sekali nggak nyadar!" gumamnya.

Anye makin ingat bahwa Jalu suka duduk di perpustakaan pusat berseberangan dengan tempat duduk favoritnya. Ternyata dia sedang mengerjakan skripsi! Memang sesekali pandangan mereka bersirobok, tetapi tidak pernah saling menyapa. Senyum pun, tidak!

Namun, dari situ Jalu menyimpulkan bahwa Anye belum memiliki pacar sehingga berusaha meminta teman putrinya untuk berkirim salam. Satu-satunya yang mau dan berani menyampaikan salam itu adalah Diana. Tentu saja dengan imbalan mencarikan referensi buku sehubungan dengan tugas mata kuliah Diana.

"Anaknya sih biasa saja. Gagah, tampan ... iya, kuakui. Jujur bukan tipe idolaku, tetapi perjuangannya memperoleh hatiku termasuk luar biasa. Hmmm ... selera bercintanya begitu membuatku bertekuk lutut! Dia adalah petarung sejati yang telah memenangkan hatiku. Bahkan, telah menjadi guru favoritku dalam hal bercinta," gumam dan senyum Anye sambil melihat bayangan diri di cermin oval besar yang berada di hadapannya.

"Hmmm ... perlakuannya yang lembut dan santun itu telah membuat hati ini meleleh!" digeraikannya rambut panjang sepinggang itu dengan halus.

Disebutnya pulalah nama sang pujaan berkali-kali di dalam hati teriring senyum paling manis, "Jalu ... meski sepantar dengan adikku, kau begitu dewasa!"

Dibaringkan tubuh lelahnya menuju kasur empuk yang telah menanti sedari tadi. Bersiap meluncur ke dunia mimpi. Dicobanya melupakan sejenak wajah sang jagoan impian, tetapi masih saja datang bertandang!

"Ah, pengalaman perdana berpacaran memang membuatku nano-nano. Serasa  melambung mengangkasa! Pantas saja banyak yang berpacaran, tapi ... memang harus hati-hati. Tanpa kendali benar-benar bisa lupa diri! Semoga aku dan Jalu bisa mengontrol diri sehingga tidak terjadi hal-hal negatif yang tak kuinginkan!" senandikanya lirih.

"Anehnya, kok aku nurut aja, ya! Padahal, 'kan sebelum ini aku selalu merasa jijay dengan lawan jenis.  Kok bisa-bisanya aku nurut saja. Aah, kena pelet 'Kebo Markecuet' barangkali aku ini, nih!" masih tergambar senyum lucunya.

Anyelir masih terus bertanya-tanya, "Jangan-jangan aku pun jatuh cinta? Wah, gawat! Jangan sampai perasaan ini mengganggu studiku!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun