Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Super Kilat (part 2)

18 Juni 2024   00:58 Diperbarui: 18 Juni 2024   01:58 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Waww, ... luar biasa," seruku sambil spontan mengangkat jempol kanan, "Belum tentu loh aku mau ditempatkan di pelosok tanah air ... eh ... kalian justru menyediakan diri untuk melayani di mana pun pelosok Indonesia? Ini patut diacungi jempol dan diteladani. Aku pikir, kalau aku ditempatkan di daerah tertinggal, uhhh ... aku masih berpikir seribu kali!" decak kagumku tergelitik oleh kesediaan mereka mengabdikan diri di mana pun Tuhan berkenan.

"Nah, tuh ... Ros ... dengar tuh tekad mereka bertiga! Jadi, kalau nanti kamu mendapat tugas di Papua, misalnya ... jalani saja! Jangan pilih-pilih! Biarlah Tuhan yang menentukan masa depanmu di mana!" sergah iparku bersemangat.

Steve tiba-tiba berkata, "Kalau saya ditempatkan di suatu kota, maukah Ros ikut saya?" 

Kupikir pertanyaan konyol, mengapa aku harus ikut dia, ha? Kedua kakakku langsung tertawa dan iparku menjawab spontan, "Maksudnya apa, ya? Mengapa Ros harus ikut kamu, Steve?"

Steve pun tersipu dan menjawab kebingungan, "Ohh ... sa-saya ... fall in love with Ross, this really!" netranya menatap tajam wajahku. 

Tentu saja aku gelagapan. Pucuk dicinta ulam tiba, batinku! Bukankah ini harapanku selama ini? Menikah dengan bule bermata biru!
Kedua sahabatnya langsung menjabat tangan Steve, bahkan Arnold berucap, "Banyak selamat, Stiff!"

"Boleh saya meminta Ross untuk menjadi istri saya, Kakak?" tanya Steve dengan bola mata mengerjap indah. 

Tentu saja aku tersipu mendengarnya. Tidak menyangka secepat ini Steve mengatakan keinginan meminangku! Aduhai ....

"Nah, kalau kami sih oke-oke saja, tinggal bagaimana yang menjalaninya. Kamu ... bagaimana, Dik? Apakah mau dinikahi Steve? Aku yakin, orang Barat itu bisa dibilang setia loh! Steve sudah berkata jujur, maka kamu juga harus jujur!" tatap netra itu terasa mengaduk jantungku.

Aku menunduk sambil memainkan sendok dan garpu karena makan pagiku sudah ludes.

"Diam itu pertanda setuju, kan?" sergah iparku menohok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun