Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Super Kilat (part 2)

18 Juni 2024   00:58 Diperbarui: 18 Juni 2024   01:58 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh, seperti kebiasaan makan di Thailand, benar? Beberapa hewan kecil disantap bisa?" Ronald berapi-api bertanya sambil menggerakkan tangan. Aku hanya mengangguk mengiyakannya.

"Iya, benar. Di sana kalajengking pun dibakar dan disantap!" jawabku.

Tetiba kakiku terpelicuk saat melompati selokan gegara ingin memetik buah aneh. Nah, rasa panas dan sakit menjalari kakiku. Untunglah Steve dengan cepat menolongku. Digendongnya aku ke pos dangau terdekat, disuruhnya berselonjor, lalu dipijatnya kakiku sedemikian rupa. 

Setelah itu ditarik dan digeser dengan cepat hingga aku berteriak cukup keras. Namun, anehnya langsung sembuh seketika. Bersyukur sekali. Hanya rasa nyeri yang masih belum reda. Aku sangat berterima kasih karena mereka berdua sangat cekatan menolongku sehingga aku seolah seorang putri yang ditolong tiga pangeran tampan.

Salah seorang teman Steve membantu memetikkan buah mirip blubbery itu yang ternyata bernama murbei. Arnold, teman Steve berkata lirih, "Oh, ini buah tidak bisa dipetik kita semau saja ...?" keluhnya terbata. 

Ternyata ada papan pengumuman dilarang memetik bunga dan buah di area penginapan.

"Oh, ya ampun ... maafkan, aku tidak tahu ada aturan itu!" seruku.

Gawaiku berdering. Kakak ipar memintaku menuju resto vila untuk  makan pagi. Kuberitahukan bahwa aku bersama tiga pangeran tampan, kakak ipar pun terbahak. 

Akhirnya kami sekeluarga bertemu ketiga bule untuk bersama-sama menikmati makan pagi. Kami ceritakan kalau kami sudah mengelilingi kompleks dan kakak berkeinginan untuk bersama-sama berkeliling sambil memvideokannya. Kakak sangat berterima kasih kepada mereka atas pertolongan yang mereka berikan kepadaku.

Karena kakak berdua pernah tinggal di Amerika untuk mengikuti program master dan doktor, mereka fasih berbahasa Inggris. Namun, ketika kakak bertanya dengan bahasa Inggris, ketiga bule memohon agar kami menggunakan bahasa Indonesia.  Katanya karena sekalian belajar berbahasa Indonesia. 

Mereka sedang mengikuti semacam masa orientasi sebelum ditempatkan di Indonesia dari badan misionari yang mereka ikuti. Rencananya tahun depan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi masing-masing, mereka siap ditempatkan di mana pun di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun