Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepanjang Jalan Kenangan

17 Juni 2024   16:30 Diperbarui: 17 Juni 2024   16:44 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua tahun segera berlalu dengan cepatnya. Aku memperoleh kesempatan pulang ke kampung halaman selama dua mingguan.  Lumayan mengobati rasa rindu yang sudah menggunung. Rindu kedua orang tua, rindu menikmati udara desa tempat masa kecil bercanda bersama teman sebaya.

Kepulanganku ke kampung halaman pun sudah kulengkapi dengan reuni tipis-tipis bersama teman sekolah yang masih berada di desa. Hanya reuni sederhana dengan membawa bekal masakan dan nasi putih, pergi ke suatu tempat untuk makan siang bersama sambil bernostalgia.

Di tempat itulah, kutemukan cinta masa kecilku sehingga hanya dalam waktu seminggu, aku dilamar oleh kakak kandung teman SMA-ku. Memang, jodoh itu misteri. Dengan siapa dan kapan dipertemukan Tuhan, sungguh merupakan waktu yang dimiliki dan dipilihkan oleh-Nya. Misteri yang tidak pernah bisa kita prediksi.

Senyampang masih di Jawa, aku pun menghubungi teman di suatu kota tempatku menimba ilmu. Tepatnya di Kota Malang. Di kota itulah Mas Aru tinggal bersama keluarga kecilnya. Namun, kudengar Mas Aru belum dikarunia momongan, apalagi istrinya pun memperoleh tugas di pulau lain pula.

"Bagaimana bisa segera mempunyai keturunan kalau keduanya LDR-an?" pikirku.

Lewat grup WA kuketahui hal-hal kecil dengan lumayan mendetail. Aha hahaha ... semacam detektif saja, 'kan? Bukankah aku sudah move on? Bukankah kemarin aku juga sudah dilamar? Entahlah. Yang jelas aku berniat menjumpai Mas Aru di Malang. Maka, kukabarkan hal itu secara jalur pribadi alias japri.

Sengaja aku datang ke kotamu
Lama kita tidak bertemu
Ingin diriku mengulang kembali
Berjalan-jalan bagai tahun lalu

Menjawab japrianku, Mas Aru bersedia menjemputku yang berencana berkereta api ke kota tempat tinggalnya. Wuah, tak urung aku sangat senang. Beberapa tahun tidak pernah menikmati moda transportasi itu, benar-benar kunikmati perjalananku. Apalagi di luar Jawa aku tidak bisa menikmatinya. 

Konon, dengan kondisi kereta api saat ini yang sangat bersih dan sangat nyaman pula, pasti tidak akan membuatku mabuk dibandingkan dengan mengendarai moda transportasi jenis bus yang melintasi Karangkates dengan kelokan tajam. Nah, kuniatkan segera merealisasikan keinginan bukan hanya berkendara melewati terowongan saja, melainkan juga bertemu mantan sebelum aku meninggalkan dunia lajangku.

Perjalanan tiga jam dengan kereta api sangat menyenangkan. Tidak macet, tentunya! Melewati daerah persawahan mahaluas sungguh menyejukkan netra. Dilanjutkan dengan perbukitan dan terowongan, pun sangat menghipnotisku.

Di gerbong ber-AC pun ditawarkan snack dan aneka minuman oleh pramugara tampan dan pramugari cantik, lumayan membuat perut ini terisi nutrisi bergizi. Seperti biasa, aku memesan nasi goreng kegemaran. Ternyata, bukan hanya aroma, melainkan juga citarasa sempurna yang kudapatkan. Diakhiri dengan segelas teh manis hangat sungguh lumayan membuat ususku tenang setenang-tenangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun