Kisah Penyelamatan Pigy
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Pagi itu Pigy dan kawan-kawan dinaikkan truk. Entah hendak dibawa ke mana. Dengar-dengar beberapa orang mengatakan akan dibawa ke tempat penyembelihan. Ada pula yang mengatakan dipindah ke tempat peternak lain. Akan tetapi, masih belum jelas tujuannya.
Konon, beberapa hewan yang gemuk dan sudah dewasa siap hendak disembelih, tetapi yang masih anak-anak dan remaja diperjualbelikan dan dipindahtangankan ke pedagang atau peternak lain.
Satu truk penuh itu berisi usia campuran. Ada yang sudah dewasa dan ada juga yang masih remaja. Bahkan yang seusia Pigy pun ada beberapa. Setelah pisah susu, katanya anakan babi itu laku juga sehingga harus diantarkan ke tempat pembeli.
Perjalanan memakan waktu cukup lama. Dari desa di pesisir selatan menuju desa dan kota lain. Untuk yang laku dijual, dioper ke pedagang atau pembeli lain katanya akan diantar ke Pasar Gondanglegi. Sementara, yang harus disembelih akan diantar ke tempat pemotongan hewan di Gadang, lebih jauh lagi.
Perjalanan melewati jalanan berlika-liku, menanjak dan menurun karena memang berasal dari peternakan di dekat pesisir pantai selatan. Ketika jalanan berkelok dan menanjak, truk berjalan terengah-engah karena bak truk itu memang sarat muatan. Apalagi saat jalan tanjakan, hewan yang berada di bagian depan akan bergeser ke bagian belakang secara otomatis. Sementara, yang berada di bagian belakang bisa tergencet sedemikian rupa.
Demikian juga sebaliknya. Jika jalanan turun, hewan yang berada di deret belakang bergeser merangsek ke bagian depan. Tentu saja, yang berada di bagian depan pun tergencet dan berteriak-teriak pula. Dengan demikian, jerit hewan itu cukup riuh saat jalanan tanjakan dan turunan.
Pada suatu saat, di belakang truk itu ada sebuah kendaraan pribadi yang dikendarai sepasang suami istri. Mereka hendak pulang dari penginapan setelah melakukan refreshing di salah satu pantai. Kendaraan pribadi tersebut berada sekitar tiga puluh meter di belakang truk. Sengaja menjaga jarak agar aman. Antisipasi kalau-kalau truk tersebut mundur saat berada di tanjakan.
Tiba-tiba salah seekor anak babi bernama Pigy terjatuh dari truk itu. Karena cukup tinggi jarak antara lantai truk dengan jalan, rupanya hewan tersebut kaget dan syok juga. Pigy menjerit-jerit, tetapi tentu saja sopir dan keneknya tidak tahu-menahu dan kendaraan pun tidak berhenti. Truk tetap melaju di tanjakan.
Pigy kaget, takut, dan kesakitan. Ia sangat trauma dan tidak bisa melarikan diri, tetapi hanya berdiam tepat di tempat ia terjatuh. Kakinya terasa sangat sakit.