Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bias Bianglala Senja (Parts 5)

2 Juni 2024   07:43 Diperbarui: 2 Juni 2024   07:46 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, mereka menyetujui ketika kuberikan nama "Nugroho Karunianto" kepada bayi mungil yang biasa kupanggil Nugo itu. Jadi, ada Nugi putra kandung kami, dan Nugo putra sulung Mas Dewo.

Beruntung sekali, suamiku sangat menyetujui niat baikku untuk mengasuh Nugo walaupun akhirnya kuberitahu bahwa Mas Dewo itulah orang yang sengaja kutinggalkan saat itu. Suamiku yang hatinya luar biasa baik itu sangat respek dan justru merasa bersyukur karena aku mau menerima dan mengasuhnya sebagaimana anak kandungku! Entah terbuat dari apa hatinya itu sehingga baiknya luar biasa! Anehnya lagi, wajah kedua bayi itu sangat mirip seolah dua bayi kembar!

***

Karier Mas Prima semakin melejit.  Dua tahun kemudian, suamiku itu memperoleh kesempatan berkuliah program magister ke mancanegara yang diprediksi akan berlangsung selama dua tahun. Karena itu, aku dan dua jagoanku yang sudah mulai pandai berceloteh siap hendak mengikutinya.

Aku tidak mau suami kesepian dan bertekad akan mendampingi walaupun harus mengurus sendiri dua balitaku di negeri orang. 

Suamiku pun sangat mendukung keputusanku sebab dengan hadirnya dua balita tersebut pasti akan menjadi penyemangatnya. 

Mengurus diri sendiri di tempat jauh tanpa istri pun pasti menyulitkan suamiku. Aku siap mendukung dan menyemangatinya!
Bersyukur karena bantuan Bi Imah aku sudah prigel alias terampil menjadi seorang istri yang pandai memasak. Nah, benar, 'kan? Antisipasi sejak dini untuk menjalani peran wanita seutuhnya itu sangat penting bagi para gadis. Dengan demikian, ketika saatnya tiba untuk hidup mandiri, sudah tidak ada kendala berarti!

Ayah dan Ibu yang mengantar kami hingga pintu keberangkatan di bandara sempat menitikkan air mata, "Kami akan merindukan kalian!"

Demikian  pula Mas Dewo dan ibunya yang mengantar kami. Mereka sibuk menciumi pipi jagoan kami dengan mesra.

"Call me any time if you need a friend," bisik Mas Prima menyemangati Mas Dewo.

"Take care, Prim dan kamu Nin!" lirih Mas Dewo sambil menepuk-nepuk lembut punggung kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun