Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunglon yang Sombong

1 Juni 2024   19:46 Diperbarui: 1 Juni 2024   20:08 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Minggirrr ... pergi kau dari siniii!"  usir Bunglon. Padahal Klara baru saja hinggap di dekatnya. Klara kaget dan terbang menyingkir menjauhi Bunglon.

Akan tetapi, Klari yang tidak mendengar usiran Bunglon terlanjur mengejar Klara dan berencana hinggap juga di situ. Karena kaget juga, Klari salah hinggap. Ia bukannya hinggap di dahan dekat Bunglon, melainkan hingga tepat di badan Bunglon.

Bunglon mengamuk, "Haiii ... apa-apaan nih!" sambil mengibaskan Klari dari punggungnya. Klari yang terkejut akhirnya terjatuh ke tanah tanpa bisa mengendalikan dirinya.  Untunglah Klari dapat hinggap dengan selamat. Lalu Klari pun merayap menaiki pohon kembali. Dia mencari tempat aman. Sementara Klara entah ke mana. Klari tidak tahu.

Seekor tokek yang melihat Klari terjerembab ke tanah merasa iba. Lalu katanya, "Yang sabar ya Klari ... sebentar lagi pasti Klara akan muncul mencarimu!"

Klari berterima kasih kepada tokek yang menasihatinya, "Terima kasih, Pak Tokek!"sambil dikibaskannya saputangan birunya.

"Wah, ... indah sekali saputangan birumu, Klari!" puji Tokek.

Dengan pongah Bunglon menepuk dadanya, "Nah, itulah kalau kamu menggangguku! Untung tidak kusumpahi mampus kau!" teriaknya kepada Klari yang masih merayap di bagian bawah pohon trembesi itu.

"Hai, Bunglon! Berhati-hatilah kau! Ucapanmu itu bisa menimpa dirimu sendiri, loh!" suara kecil seekor kupu-kupu mengagetkannya.

"Hah ... apa pedulimu? Bukan urusanmu! Jangan campuri urusanku!"  hardik Bunglon lantang.

"Setiap sumpah serapah yang terucap kepada yang lain, itu akan mengenai diri sendiri loh, Kawan!"  ucap Kupu-kupu dengan manisnya sambil bermanuver di atas kepala Bunglon.

"Hahhh ... berani menantangku, ya!" sembur Bunglon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun