Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Retak Tak Dapat Terpaut

31 Mei 2024   06:29 Diperbarui: 31 Mei 2024   11:13 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini jika Tuhan menuntun langkahnya menuju museum dan menemukan inspirasi, semua merupakan anugerah dan kebaikan hati-Nya belaka. Harus ditapakinya hari-hari dengan senyum riang karena yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah merancangkan yang buruk di dalam hidupnya. Tuhan yang diimaninya akan selalu membentengi, membersamai, bahkan memberkati hidupnya.

Perceraian orang tua bukanlah segalanya. Bukan hanya Tia yang mengalaminya. Banyak di luar sana yang bernasib sama. Maka, Tia ingin menunjukkan bahwa kondisi yang membuatnya terpuruk dan hancur itu akan mengubahkannya menjadi ciptaan baru. 

Bukankah kalau bejana rusak parah, sang kundi akan melumatkan sekalian dan membentuk menjadi ciptaan baru?

Hari berlari dengan cepat. Tia lulus SMA, bahkan sesuai doanya, diterima sebagai mahasiswa berbeasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di ibukota. Diterima sebagai mahasiswa pendidikan matematika seperti yang dicita-citakannya. Masa kuliah pun dijalaninya dengan keyakinan kokoh. Sekalipun harus menjalani kisah broken home, Tuhan selalu melindungi dan memberkatinya. 

Kini Tia telah lulus, berhasil menjadi seorang sarjana pendidikan, dan mulai membaktikan diri sebagai seorang guru di provinsi ujung timur Indonesia.

Belum selesai Tia menjalankan tugas di Indonesia Timur, sang ayah terserang gagal ginjal yang membutuhkan pengobatan rutin dengan dana tidak sedikit. apalagi dua bibi yang selama ini menopang kehidupannya satu demi satu dipanggil-Nya dengan cara ajaib. Mereka pergi secara mendadak meninggalkan Tia yang bertumbuh seorang diri. 

bulan lalu sang ayah pun dibebaskan-Nya dari sesakit. Dipanggil Tuhan setelah sekitar satu tahun mengalami penderitaan fisik. Terpujilah Tuhan yang maha segala, Tia diberi kekuatan dan keikhlasan menerima kehendak-Nya. 

"Aku harus kuat. Percaya saja bahwa Allah membersamai dan memberkati aku!" senandikanya lirih.

*** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun