Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Damar Derana (Part 21)

28 Mei 2024   02:25 Diperbarui: 28 Mei 2024   05:55 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

***

Happy Pregnancy

Beberapa hari kemudian, suatu siang ada kiriman datang melalui ojek online. Nadya sangat bahagia, ternyata Pambudi membelikan masing-masing sebuah gym ball dan birthing ball. Beberapa saat kemudian ada instruktur senam yoga ibu hamil yang datang karena diminta dan dikirim suaminya untuk mengajarinya senam ibu hamil.

Dikirimkannya pula beberapa daster cantik berwarna-warni  ceria dan beberapa baju dalam yang dibeli sang suami di salah satu baby shop terkenal di kotanya. Dituliskanlah pesan di sebuah kartu ucapan, "Happy pregnancy, my love!"

"Ahhh, ... aku benar-benar menjadi permaisurinya ... !" seulas senyum mengembang sambil unboxing kiriman suami. Sengaja dia tidak menuliskan apa pun di pesan Whatsapp agar suami tidak terganggu melaksanakan tugas ganda, sebagai direktur di dua perusahaan sekaligus.

***

Dua minggu setelah mereka meresmikan hubungan, surat cerai Nadya sampai di tangan pula. Sudah lega hati Nadya kini. Maka, Pambudi pun membawa sowan ke orang tuanya jauh di luar kota.

Ketika mereka berdua tiba, orang tuanya sudah menyambut di depan pintu gerbang. Mereka berdua dipeluk dan diciumi dengan hangat. Ibu Pambudi yang masih tampak cantik dan energik di usia kepala lima itu sangat senang mendengar berita kedatangan mereka berdua yang dikabarkan oleh Pambudi dua hari sebelumnya. Pambudi pun sudah menuliskan pada pesannya itu bahwa Nadya sudah berbadan dua.

Pambudi sengaja menuliskan hal itu agar orang tua merestuinya. Dan ternyata benar, mereka sangat bahagia. Bahkan, mereka menawarkan agar Nadya melahirkan di kota kelahiran sang suami itu. Namun, Pambudi menolak karena dia ingin mereka benar-benar mandiri.

Nadya kian berbahagia melihat respons keluarga suaminya itu. Ketika hendak pergi ke rumah orang tua Nadya, ternyata Nadya merasa mudah lelah sehingga berita hanya disampaikannya lewat pesan Whatsapp saja. Nadya berjanji, kelak ketika sudah melahirkan dia akan mengajak si baby datang ke rumah eyangnya itu.

Semula orang tuanya kaget ketika dikabarkan bahwa Nadya yang baru menikah itu dimampukan hamil dengan suami kedua. Merasa sangat surprise. Selama ini Nadya telah mendapat cap sebagai istri yang tidak mampu memberikan keturunan, ternyata kini berbadan dua. Mereka memang tidak mengira sebelumnya kalau suami pertama yang telah menikah mendadak dengan Vivi dan telah memberinya keturunan itu, kini digantikan oleh Tuhan dengan sangat cepat. Mereka sangat senang sebab pikirnya dengan demikian Nadya tidak berlama-lama larut dalam kesedihan.  

Kandungan Nadya sudah semakin besar. Nadya membutuhkan teman di rumah yang bisa menemaninya saat suami tidak berada di rumah. Maka suaminya meminta saudara dari asisten rumah tangga orang tuanya untuk tinggal bersama Nadya.  Bik Irah yang dipilih untuk menemani Nadya di rumah. Bik Irah sangat prigel, masakannya enak, dan usianya sudah lebih dari lima puluh tahun. Bik Irah pun tidak memiliki keluarga lagi karena semua anggota keluarganya tewas saat terjadi banjir bandang beberapa tahun silam.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun