Ibu Misinem, si empunya rumah tersebut, berasal dari desa pegunungan. Karena itu, ketika menikah dengan suami yang berasal dari kota dan diajak pindah ke desa itu, ia meminta sesuatu.
Sang suami yang telah wafat beberapa tahun silam, menuruti kemauan istri tercinta. Karena harus beradaptasi dengan lingkungan dataran rendah, kepada sang suami yang berprofesi sebagai pemborong, ia meminta dibuatkan ciri khas daerah pedesaan pegunungan. Dibangunlah rumah terkesan adem, rimbun dengan aneka tanaman buah sehingga menenangkan.
Ia pun meminta kesan bunyi aliran dan gemericik air sebagai ciri khas. Dengan demikian, sedikit bisa mengobati kerinduan akan kampung halaman.
"Terkesan suram dan serem malam hari!" lirihnya.
"Kami harus hemat listrik!" dalih penghuni.
"Makanya terkesan angker!" pikirnya. Â
=selesai=
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H