Catatan Kecil dalam Swasunting: Sepele, tetapi Penting
Dra. Ninik Sirtufi Rahayu, M.Pd
Beberapa yang harus diluruskan dalam penulisan
1.Pasangan konjungsi (1) Â jika/karena ... maka, (2) walaupun/meskipun ... tetapi/namun merupakan kesalahan yang sering dilakukan penulis. Kalimat dua konjungsi tersebut lebay alias tidak efektif. Bagaimana seharusnya? Gunakan satu konjungsi saja dengan membuang konjungsi kedua (bagian belakang).
Misalnya dalam kalimat berikut.
a. Jika hari hujan, maka aku akan membawa jas hujan atau payung (salah)
b. Jika hari hujan, aku akan membawa jas hujan atau payung (benar)
c. Karena nilanya jelek, maka ia tidak naik kelas (salah)
d. Karena nilainya jelek, ia tidak naik kelas (benar)
e. Walaupun aku mencintainya, tetapi aku membiarkannya pergi (salah)
f. Walaupun mencintai, aku membiarkannya pergi (benar)
dan seterusnya.Â
2.Demikian juga kata namun harus digunakan di awal kalimat, bukan di tengah kalimat.
Akan tetapi, ... (berada di awal kalimat)
Namun, ... (berada di awal kalimat)
... , tetapi ... (berada di tengah kalimat)Â
3.Kata dasar ubah diubah, berubah, mengubah.
Rubah : nama hewan mirip anjing.
Merubah menjadi seperti rubah.
Membabi buta menjadi seperti babi buta
Contoh:
Naskah di atas masih perlu pembenahan. Namun, sebagai pemula tidak masalah.
(Jangan pernah khawatir, belajar dan berlatih terus tentu semakin piawai.)
4.Jika kata dasar mengandung r atau er imbuhan ber- atau ter- akan berubah menjadi be- atau te- , ya. Misalnya
rasa berasa
rupa berupa
roda beroda
kerja bekerja
ternak beternak
serta beserta
cermin becermin
Demikian pula
rasa terasa
cermin tecermin
percaya tepercaya
perdaya teperdaya
Semoga bermanfaat
5.NASALISASI
Nasalisasi adalah perubahan morfologis bentuk kata berimbuhan jika kata dasar memperoleh imbuhan (afiks) me- ata pe-. Karena itu imbuhan akan disebut meN- (termasuk meN-i, meN-kan) dan peN- (termasuk peN-an)
Kata dasar yang berawal huruf (konsonan) PTSK (saya mengingat dengan "pitik seket") jika beroleh imbuhan meN- atau peN- tersebut akan mengalami peluluhan.Â
Â
Misalnya
parkir memarkir
tarik menarik
sepi menyepi
keras mengeras
perkosa memerkosa
pesona memesona
posisi memosisikan
pengaruh memengaruhi
taat menaati
target menargetkan
subsidi menyubsidi
sontek menyontek
konsumsi mengonsumsi
kurang mengurangi
dan sebagainya.
Jangan salah ya ....
Akan tetapi, imbuhan memper- pada mempercantik, memperbaiki memperindah tetap, ya. Sementara, mempercayakan, mempercayai  salah, yang benar memercayakan, memercayai.
Aneh, ya di telinga kita?
Bagaimana jika kata dasar berawal vokal (a,i,u,e,o)? Imbuhan atau afiks (dalam hal ini prefiks atau simulfiks: meN-i atau meN-kan) akan berubah menjadi meng-. Misalnya pada kata berikut:
- ambil  menjadi mengambil
- intip menjadi mengintip
- ubah menjadi mengubah
- endap menjadi mengendap
- olah menjadi mengolah.
Sedang pada kata dasar satu suku kata, seperti pada kata bom, cor, lap, pel  prefiks atau simulfiks: meN-i atau meN-kan akan berubah menjadi menge-. Misalnya pada kata berikut:
- bom menjadi mengebom (ingat bukan membom)
- cor menjadi mengecor (ingat bukan mencor)
- lap menjadi mengelap (ingat bukan melap)
- pel menjadi mengepel (ingat bukan mempel)
- pos menjadi mengeposkan (ingat bukan memposkan)
Kata dasar yang berawal konsonan L, R, W, Y, NG, NY (saya mengingat loro wuyungnya) imbuhan me- akan tetap me- (nasalisasi zero) tidak mengalami perubahan bentuk. Misalnya pada kata berikut:
- lawat menjadi melawat
- rasa mennjadi merasa
- wakil menjadi mewakili atau mewakilkan
- yakin menjadi meyakini atau meyakinkan
- nganga  menjadi menganga
-nyanyi menjadi menyanyi
Demikian serba serbi nasalisali, pengimbuhan meN- (meN-i/meN-kan) termasuk juga peN- (peN-an).
Semoga bermanfaat Â
Â
6.PENULISAN DI
Bagaimana penulisan "di" yang benar?
"Di" dituliskan serangkai jika sebagai awalan pada kata kerja pasif. Misalnya, diinjak, disakiti, dituliskan. Jika bisa diaktifkan, diubah menjadi meN- berarti awalan yang penulisannya dirangkai. Misalnya:
diinjak menginjak
disakiti menyakiti
dituliskan menuliskan
Berbeda dengan "di" sebagai "kata depan" yang menunjukkan tempat, misalnya di kulit, di dapur, Â di kolam. 'Kan tidak ada mengulit, mendapur, mengolam? Jika bisa diubah menjadi ke atau dari, "di" itu pasti kata depan. Contohnya :
di kulit, dari kulit, ke kulit
di dapur, dari dapur, ke dapur
di kolam, dari kolam, ke kolam
Semoga bermanfaat, ya Â
7.SEHINGGA, DAN, TETAPI
Tiga kata di atas merupakan konjungsi intrakalimat, artinya keberadaannya harus di tengah kalimat, bertugas menghubungkan klausa satu dengan klausa yang lain. Oleh karena itu, tiga kata ini TIDAK BISA berada di awal kalimat.
Contoh
1. Kakinya terkilir sejak kemarin sehingga ia harus beristirahat total agar kondisinya cepat pulih.
2. Ibu membeli beras, gula, dan garam di swalayan terdekat.
3. Ia ingin pergi ke luar kota, tetapi hujan deras tak kunjung reda.
Jika tetiba ada kalimat contoh begini.
Jangan menghakimi orang lain sebab kamu tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Sehingga pendapatmu bisa saja salah.
Kalimat tersebut seharusnya digabung menjadi satu :
Jangan menghakimi orang lain sebab kamu tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi sehingga pendapatmu bisa saja salah.
8.PENULISAN KLITIKA
Klitika merupakan bentuk menempel. Klitika ini ada yang ditempelkan di depan (proklitik) dan ada pula yang di belakang (enklitik)
(a) Pronomina (kata ganti orang) aku, engkau, kamu, dan dia tergolong sebagai klitika sehingga penulisannya harus diperhatikan. Baik sebagai proklitik maupun enklitik, penulisan pronomina harus dirangkaikan (digabung) dengan kata sebelumnya.
(b) Â Demikian juga dengan penulisan partikel (-lah, -tah, -kah) sebagai akhiran seru dan akhiran tanya pun harus digabungkan dengan kata sebelumnya.
Contoh proklitik:
aku + bawa  kubawa
aku + pelajari kupelajari
aku + ambilkan kuambilkan
engkau + ambil kauambil
engkau + Â nikmati kaunikmati
engkau + rasakan kaurasakan
Contoh enklitik:
buku + aku bukuku
Contoh enklitik:
buku + aku bukuku
laptop + kamu laptopmu
meja + dia mejanya
Demikian  juga dengan  penulisan partikel -lah, -kah pada contoh makanlah, perhatikanlah, maukah, menerimakukah, dan lain-lain.
1. "Engkau telah bersedia menerimakukah?" tanyanya dengan wajah polos.
2. "Sudah kauambilkah tugasmu di meja belajarku?" Â bisiknya.
3. "Bisa kaunikmatikah kudapan yang disajikannya tadi?" tanyanya pelan.
4. "Hanya Tuhanlah yang Mahaadil dan Maha Mengetahui!" Â ujarnya sambil mendongak.
5. "Kapankah akan kaukirimkan barang pesanan yang telah kubayar sejak sebulan lalu?" teriaknya kepadaku.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H