"Biarkanlah hamba meraih kebahagiaan bersama keluarga  baru hamba. Izinkanlah Mas Pambudi menjadi imam yang bijak di dalam keluarga baru hamba," doanya tak putus sambil mematikan laptop dan menyimpan kembali flasdisk di tempat semula.
Baru saja selesai menyimpan flasdisk itu, tetiba didengarlah klakson pertanda Pambudi, sang suami, datang dari kantor. Didengarnya Bik Irah menjawab lantang, "Tunggu sebentar ....," sambil bergegas membukakan pintu gerbang dan pintu garasi.
Dibersihkanlah mukanya dari sisa air mata dengan menggunakan waslap basah kemudian disambutlah suaminya dengan senyum ceria. Nadya bertekad hendak merebut kembali kebahagiaan yang sempat terenggut. Diniatinya melupakan masa kelam yang menghunjam sanubari dan dibuangnya jauh-jauh ke tong sampah apa yang bernama masa silam itu.
_bersambung_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H