Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Burung di Udara Dipelihara

8 Mei 2024   06:40 Diperbarui: 8 Mei 2024   12:48 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Beberapa tahun silam, dengan putri sulung teman yang melebihi saudara ini datang ke rumah. Ia meminta agar putrinya diajari akuntansi karena merasa lemah dalam pelajaran tersebut. Sementara suamiku yang jago mengajar memang memberi les privat ke mana-mana bidang ekonomi dan akuntansi.

Jika siswa mau datang ke rumah, suami membebaskannya dari uang les. Tentu saja gratis untuk belajar atau biaya kursus, tetapi jika ingin mengikuti ujian nasional yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan subpendidikan luar sekolah harus mengurus dan membiayainya sendiri.

Ada beberapa siswa yang berasal dari masyarakat kurang beruntung datang ke rumah dengan jadwal yang ditentukan. Ada kalanya berbarengan dua atau tiga orang, adakala secara privat. Tempat sederhana memang kami siapkan untuk itu. Jika kami tidak bisa membantu dengan dana, semoga apa yang bisa kami lakukan ini cukuplah dianggap sebagai amal. Begitu pikiran kami.

Biasanya, siswa diminta membawa sendiri spidol white board  untuk menjelaskan materi. Spidol tersebut boleh dibawanya pulang. Jadi, kami hanya menawarkan tenaga saja. Sementara, jika ada yang meminta kursus privat berbayar, kami akan menyediakan spidol dan white board atau kaca tempel sebagai pengganti agar bisa menjelaskan materi dan permasalahan akuntansi dengan lebih jelas dan leluasa.

Sekitar dua tahun belajar gratis, akhirnya putri teman kami tersebut diterima sebagai karyawati di sebuah instansi yang diidamkan banyak pemuda. Bahkan, setelah setahun berkarya, putrinya dipromosikan jabatannya hingga jauh menuju ibu kota. Luar biasa. Putrinya yang cantik, manis, pintar, dan baik hati ini akhirnya menduduki suatu jabatan yang strategis di ibu kota.

Padahal, masa kecil si putri, sebut saja bernama Bunga, ikut bersama kedua orang tua mengais rezeki hingga larut malam. Kedua orang tuanya berjualan nasi goreng, cap cay, dan pangsit mie dengan menggunakan gerobak di suatu tepi jalan  cukup ramai.

Sejak usia bayi hingga balita, si Bunga selalu dibawa serta berjualan dengan diletakkan di dalam gerobak yang satu lagi.

Ya, ada dua gerobak yang dimiliki. Satu dipergunakan untuk memasak, dengan sebuah kompor sebelum musim kompor gas, dan aneka bahan untuk pembuatan nasi goreng, cap cay, dan pangsit mie. Satunya lagi dipasang melintang, sebagai gerobak kosong tanpa kompor. Di dalam ada tempat untuk menidurkan bayi. Seolah kemah untuk camping , tetapi berwujud gerobak beroda. Dua gerobak itu dipasang layaknya huruf L sehingga baik bayi maupun pelanggan pun cukup nyaman. 

Nanti usai berjualan kedua orang tuanya akan meminggirkan dua gerobak beroda tersebut dan menutupinya dengan terpal. Besuk sorenya sekitar pukul empat hingga tengah malam atau sampai dagangannya habis, mereka akan tinggal bertiga di dua gerobak tersebut. Dengan demikian, Bunga akan tetap hangat meskipun malam telah larut saat orang tuanya berjualan.

Ketika Bunga agak besar dan memiliki seorang adik lelaki, kedua orang tuanya beralih profesi. Ibunya diterima sebagai karyawati di salah satu pabrik rokok terkenal dan ayahnya bekerja sama dengan pamannya masih setia berjualan nasi goreng, cap cay, dan pangsit mie. Selain itu,  karena talenta khususnya, ternyata ayah dan pamannya bisa memberikan layanan pijat urat. Karena itu, jika menerima panggilan pijat, ayah dan pamannya bergantian untuk berjualan. Keduanya sangat kompak sehingga dapur mereka tetap mengepul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun