Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nirankara

7 Mei 2024   17:09 Diperbarui: 8 Mei 2024   00:48 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih dalam kondisi sangat sedih dan kecewa, Kinan segera meluncur menuju ke kota. Ia tidak menginap di rumah nenek. Beruntung, sore itu ia mendapat tumpangan travel yang hendak kembali setelah menurunkan penumpang. Ia segera meminta diantar ke perusahaan jasa transportasi untuk memesan tiket bus malam. Sekali lagi keberuntungan masih berpihak padanya. Ia masih memperoleh kursi cadangan. Tak mengapa, pikirnya.

***

Terjadi sedikit drama ketika anak salah seorang penumpang yang baru masuk tantrum meminta tukar kursi dengan Kinan. Pihak bus meminta kesediaan Kinan untuk memberikan kursi yang dipilihnya di depan, di sebelah kiri sopir, kepada anak kecil tantrum itu. Juga menawarkan kepada Kinan tempat duduk agak di tengah sebagai pengganti.

Tidak mau ribut, Kinan pun mengalah. Ia menyetujui saja apa yang dimaui anak kecil tantrum beserta kru bus. Pikirnya, yang penting ia bisa beristirahat di dalam perjalanan. Lagi pula kepala dan hatinya terlalu sarat dengan pikiran nestapa.

Air mata Kinan tak dapat berhenti ketika didengarnya dari headset berita mengapa sang bunda berkelit tentang dana tabungan. Ya, karena tidak tahan menyimpan dukalara, ia sampaikan kepada Indar bahwa apa yang dikhawatirkan itu benar-benar terjadi.

Kaget luar biasa justru ketika Indar mengemukakan jujur bahwa sebenarnya ia tahu apa yang terjadi dengan keluarganya. Indar mendapat berita dari saudara yang dipercaya di tanah air. Berita itu sengaja tidak diteruskan kepada Kinan agar ia tahu sendiri bagaimana kenyataan di lapangan. Maka, dibiarkanlah Kinan pulang ke tanah air dalam kondisi tidak tahu-menahu rahasia yang terjadi di keluarganya.

Dikirimkannyalah berita berupa voice message sehingga Kinan bisa mendengarnya lewat headset tanpa mengganggu penumpang sebelah.

"Kinan, kamu harus kuat dan tabah. Prasojo telah menodai dan menghamili adikmu. Dengan uangmu itulah, ibumu telah membeli rumah mungil untuk Sarwendah yang kini sedang hamil besar. Mereka sudah menikah!"

"Aku tahu, kamu sangat mencintai dan mengharapkan Prasojo, kan? Namun, adikmu yang lebih muda dan cantik itu telah merebut hatinya! Saranku, ikhlaskan dia, Kinan! Tuhan pasti akan mengganti dan memberimu jodoh yang lebih baik!" 

Sampai di sini air mata Kinan membanjir deras. Isaknya terdengar lamat-lamat, tetapi tidak berhasil membangunkan penumpang di sebelah.

Tiba-tiba bus berguncang sangat hebat dengan suara benturan dahsyat. Tentu saja hampir semua penumpang dalam kondisi tidur atau tidur-tidur ayam itu menjerit histeris. Guncangan terjadi beberapa kali sehingga menghentikan kendaraan masih di tengah malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun