"Percayalah padaku! Banyak kawan kita yang kena tipu. Maka, kusarankan kau menabung sendiri! Kau  kerja keras di sini. Jangan sampai orang lain menikmati kucuran keringatmu!"
"Jadi, aku harus bagaimana?"
"Jangan kaukirim semua. Tabung saja sendiri. Baru kauberikan secukupnya!"
"Gitu, ya!?"
Indar mengangguk memeluk bahunya.
Â
***
Tepat jam dua siang Kinan sampai di kampung halaman. Ia heran karena kondisi rumah tetap berantakan seperti lima tahun silam saat berangkat ke negeri jiran. Walaupun  sudah satu jam berada di rumah, ibunya tidak menunjukkan rasa rindu sama sekali. Ketika Kinan hendak memeluknya pun, tampak enggan dan agak cuek.
Kinan tahu diri. Pikirnya, ia akan mandi dan bebersih diri dulu. Setelah mandi, segera menemui ibu yang masih berada di dapur.
"Bu, Kinan mau tahu buku tabungan dari uang yang sudah terkirim!"
"Tabungan apaan? Tidak ada!" seru ibu sinis.