Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dosen Terbang

7 Mei 2024   09:44 Diperbarui: 30 Mei 2024   03:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Temanku selama enam tahun bersekolah di jenjang SMP dan SPG yang bahkan menjadi teman sekelasku ini dahulu ramping, kini minta ampun. Berat tubuhnya hampir satu kuintal katanya.  Ternyata dia justru menjadi pengurus perguruan tinggi swasta yang kuikuti sejak beberapa tahun silam. Baru kali ini aku ditugaskan ke daerah wilayah kerjanya sehingga bisa bertemu dengannya. Itulah mengapa dia tersenyum dan tertawa-tawa melihatku. Dia melihat profil pengajar sehingga mengetahui aku terlebih dahulu. Sementara itu, aku mengabaikannya karena memang aku lupa kepadanya. Maklum hampir tiga puluh tahunan tidak bersua. 

"Sejak lulus SPG dulu, aku ditempatkan di sini. Lalu aku melanjutkan kuliah di perguruan tinggi swasta kita ini. Selanjutnya, ketika menjadi kepala sekolah, aku terpikir untuk meminta diadakan perkuliahan di sini. Begitulah ceritaku, Mbak!" katanya dengan mata berbinar-binar.

"Iya, seandainya aku tidak ditugaskan ke sini, kita tidak akan bertemu, ya!" kataku pula.

"Iya. Begitulah, Tuhan mempertemukan kita kembali dengan cara yang sangat luar biasa!" katanya kalem. 

"Aku membaca nama njenengan, aku salut. Dari dulu njenengan memang hebat. Aku mengaku jujur, dulu ketika tes masuk SPG, aku menyontek kertas jawaban njenengan!"

"Haaaa? Opo iyo?" ujarku kaget mendengar pengakuannya itu.

"Iyo, Mbak. Aku jujur. Mumpung ketemu Njenengan! Njenengan selalu berprestasi sejak SMP. Dadi bintang pelajar terus! Aku bersyukur iso lungguh jejer pas ujian masuk kae! Dadi aku iso nglirik lan nyonto jawabane Njenengan!"

Aku terheran-heran. Aku baru tahu kalau sahabatku ini menyontek pekerjaanku! Lebih terheran-heran lagi atas pengakuan jujurnya. Luar biasa!

Setelah pertemuan perdana itu, kami berkomunikasi intens. bahkan saat reuni ke Surabaya, aku mengajaknya menemaniku menyetir kendaraan pribadi dari Malang ke Surabaya. Hehe ... bahkan dia sempat bercerita kepada teman kalau aku membawa kendaraan dengan ngebut sehingga lumayan membuatnya ngeri. Sayang, dua tahun setelah itu, dia dipanggil pulang ke keabadian karena diabetis melitus. 

***

"Monggo Bu, kulo ndherekaken!"  ujar seseorang dengan sangat santun dalam Bahasa Jawa halus, artinya, "Mari, Bu, saya antarkan!" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun