Negeri Tumbuh Tangguh
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Di pendopo agung Negeri Belang Belonteng, beberapa yang sedang ikut sewaka agung sedikit berisik.
"Ahh ... mari kita hajar mereka dengan siasatku!" kata Patih Danamulya.
"Bagaimana itu?" Raja Danareksa menanyakan serius.
Patih pun membisikkan sesuatu lalu mereka berdua terkekeh. Mendengar mereka berdua terkikik, adik sang raja, Pangeran Danadasih dan Danamon menanyakan perihal rahasia itu. Akhirnya, strategi rahasia ini di-share-kan melalui antenna kerajaan. Â
"Pasti raja negara kecil yang sedang mengembara itu bakal keok menghadapi strategi perang kita!" Â soraknya.
Dengan  segera para pangeran memerintahkan prajurit untuk menggali tanah parit di tepian rumah-rumah singgah yang pernah didirikan di tengah hutan itu. Di tempat itu akan diisi bensin. Rumah  singgah dihiasi sedemikian rupa. Di dalamnya disiapkan jamuan makan istimewa  sehingga dipastikan seluruh anggota keluarga musuh akan senang dan mau tinggal serta makan minum jamuan yang disediakan.Â
Raja kecil itu bernama Lembah Manah dengan keempat adiknya, rombongan keluarga mereka beserta pengawal dan inang. Mereka yang dianggap hanya terdiri dari beberapa orang itu dipastikan bakal kewalahan dan kelabakan jika siasat sudah dilaksanakan.Â
Sementara, di tepian rumah singgah dibuat parit melingkar secara tertutup. Di dalam parit rahasia terisi bensin sedemikian rupa sehingga jika disulut, rumah dan seisinya tersebut pasti terbakar. Seluruh  penghuni bakal tewas mengenaskan.
Sedangkan harta kekayaan yang harus ditinggalkan di luar rumah itu pasti bisa disita. Dengan demikian dapat menambah kekayaan. Itulah antara lain strategi liciknya.
Raja Danareksa lupa bahwa musuhnya tangguh. Walau keluarga kecil, mereka luar biasa. Di  antara anggota keluarga dan pasukan ada yang sangat piawai.Â
Urusan gali-menggali, bahkan menenggelamkan diri ke dalam tanah atau samudra, ada pula ahlinya. Ahli bidang ini bernama Antareja dan Antasena.Â
Sementara, yang sangat mahir berpetualang di angkasa, yakni si kembar Antasari dan Antangin. Kalau Pangeran Antasari menguasai langit, awan, dan mega, Pangeran Antangin ini menguasai berbagai jenis angin, seperti Angin Bohorok, Putting Beliung, Mamiri, La Nina, Â dan El Nino.
Ada juga kelompok pangeran sandi yang tak tampak mata, tetapi bisa mengetahui segala sesuatu dan gerak-gerik musuh. Dikepalai oleh Pangeran Sandiago, para pangeran transparan ini luar biasa gesit. Para pangeran ini bertubuh transparan. Siapa pun tidak bisa mengetahui keberadaannya, kecuali anggota keluarga karena  memiliki aroma bau badan sama. Nah, para pangeran itu sudah mengetahui taktik licik Raja Danareksa.Â
Ketika para pangeran dari Negeri Belang Blonteng yang dipimpin oleh komandan perang  Danarupa mengerahkan prajurit penggali tanah parit, beberapa pangeran transparan pun tidak tinggal diam. Para pangeran transparan ini juga membuat lubang terowongan lain yang bisa digunakan sebagai jalan keluar saat terjadi emergency.Â
Apa pun yang akan dilakukan prajurit Belang Belonteng sudah diantisipasi dengan sangat cekatan dan dengan level strategi beberapa tingkat di atas mereka.Â
Tibalah Raja Lembah Manah yang tampak sederhana membawa keluarga besarnya menerobos hutan hendak mencari tempat baru. Raja dengan lima saudara lelaki itu masing-masing membawa anggota keluarga dan pasukan. Sementara, keponakan yang piawai di bidang masing-masing diikuti para prajurit dan pangeran transparan telah mendahului dan menjelajah wilayah.Â
Dua dari Pangeran Transparan melaporkan strategi licik kerajaan sebelah yang hendak menghancurkan keluarganya. Akan tetapi, mereka juga melapor bahwa siasat gerilya sudah dilakukan. Bahkan prajurit tetangga pun tidak mengetahui karena prajurit Pangeran Transparan yang tidak tampak  mata itu tidak diketahui keberadaannya.
Ketika Raja Danareksa menjamu di rumah rumah singgah  yang penuh siasat tersebut, Raja Lembah Manah dan keluarga mengikuti saja instruksi mereka. Makan minum pun dimulai. Ketika pramusaji menuangkan obat tidur, Pangeran Transparan segera mengganti tanpa menimbulkan kecurigaan sama sekali.Â
Setelah selesai
jamuan makan, anggota keluarga Raja Lembah Manah dipersilakan beristirahat. Â Harapannya, raja dan keluarga itu akan tertidur dan pembakaran akan segera dilakukan.
Raja Danareksa pamit keluar. Setelah itu prajurit mempersiapkan pembakaran. Namun, bensin yang sudah dipersiapkan sebelumnya ternyata tidak bisa terbakar. Itu karena sudah diubah oleh para Pangeran Transparan.
Prajurit kerajaan Belang Belonteng pun panik karena strategi mereka gagal. Bensin berubah menjadi air, sementara air berubah menjadi bensin. Tempat Raja Danareksa dan seluruh keluarganya semula dilingkungi parit yang diisi air. Ketika prajurit pembawa obor hendak menyalakan rumah singgah mengalami kegagalan, prajurit berlari ke arah tempat Prabu Danareksa dan saudara mereka berada.Â
Nah, api pada pucuk obor menyambar bensin di sekeliling mereka. Mereka pun terkungkung api. Ada yang meninggal, ada yang masih hidup dengan kondisi terbakar.
Sementara itu Raja Lembah Manah beserta keluarga besar berlenggang melalui lorong bawah tanah menuju tempat aman. Pada ujung lorong itulah akhirnya mereka menemukan tempat baru. Di sanalah mereka mendirikan kerajaan baru yang dinamakan Tumbuh Tangguh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H