"Nah, ayooo ... kapan lagi kita ke sini!" ajak bungsu sebelum berpamitan.
Nah, berjam-jam menunggu aktivitas para dokter yang sedang melakukan pengabdian dengan pengobatan cuma-cuma, memberikan kesempatan bagiku untuk menyalurkan hobiku. Apalagi jika tidak menulis puisi. Bukankah denting-denting air yang menerpa daun tersebut merupakan melodi indah bagi jiwa kita? Aku mojok di sudut beranda, dan sesekali berpindah ke bangunan semacam pos satpam di depan gerbang untuk menuliskan di gawaiku:
Â
Hujan
Saat hadirmu basahkan muka persada
Bersyukur karena kaubawa serta
Aneka guna yang kami damba
Tanah subur gembur
Cacing tanah pun bekerja lembur
Hingga akar mencari makan ke segala arah sampai lembah
Bunga-bunga kopi bermekaran menebar aroma wangi