Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rezeki Nomplok Buat Ardi

30 April 2024   03:01 Diperbarui: 30 April 2024   03:03 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rezeki Nomplok buat Ardi

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

 

 

Hari itu Ardi merasa sangat lelah, tetapi dia masih harus mengantar beberapa makanan pesanan pelanggan. Karena kemarin kehujanan, baju dinasnya tidak bisa dia gunakan sebagaimana biasa. Jadi, hari ini dia berdinas tanpa mengenakan kostum seperti biasa. Untunglah, hal sepele itu tidak mengganggu tugas utamanya.

Karena kelelahan, setelah mengantar beberapa pesanan, dia duduk beristirahat sejenak di sebuah gazebo suatu perusahaan. Pikirnya, setelah sejenak beristirahat dia akan mengaktifkan kembali aplikasi perusahaan yang diikutinya.

Tiba-tiba seseorang bertanya kepadanya, "Gajimu berapa per minggu?"

Dengan santai Ardi mengemukakan, "Sekitar seratus ribuan, Tuan!"

Kemudian orang tersebut merogoh saku, mengeluarkan dompet, dan memberikan dua lembar uang merah. 

Sambil agak menggertak, menyorongkan paksa uang itu kepadanya, "Nih, ambil! Segera pergi dari sini, aku tidak sudi melihatmu lagi berada di sekitaran sini!"

Dengan sangat terkejut Ardi menerima uang tersebut dan segera pergi meninggalkan tempat itu sambil berpikir, "Memangnya apa salahku hingga tidak diizinkan beristirahat di tempat itu?"

Ardi pun ngeloyor pergi sebab tatapan tajam seseorang yang telah memberinya uang, tetapi sekaligus mengusirnya itu.

Sementara, si pemberi uang segera memasuki area perusahaan tempatnya mencari nafkah. Dia mempekerjakan puluhan karyawan yang sedang sibuk bekerja. Pak Anton, nama orang tersebut.

Dia berpikir praktis dan simple saja.

"Sementara semua karyawan begitu rajin dan sibuk, mengapa seorang tadi hanya enak-enakan di gazebo? Lah, kok enak!" sungutnya.

"Mandor! Ke sini, kau!" panggilnya.

Sambil ketakutan, si bawahan mendekat, "Ada apa, Tuan?"

"Ini semua anak buah bekerja keras dengan giat, mengapa yang seorang tadi enak-enakan di sana?" sambil menunjuk gazebo, "Lalu, kenapa kamu diam, tidak menegurnya?"

"Oh, ... a-anu, Tuan, dia bukan karyawan, tetapi seorang ojol yang sedang nebeng istirahat!" jawabnya sambil menunduk.

"Apa?" sang Tuan pun tak kalah terkejut.

 

*** 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun