Kami sepakat. Malam itu permainan ditunda. Kami menghadiri pemakaman. Meskipun malam hari masyarakat berbondong-bondong mengantar jenazah. Hal ini membuat anak-anak penasaran. Dalam rangkaian acara tersebut terungkap rahasia hebat hingga menyeletuk spontan.
"Wahhh, ternyata beliau seorang pahlawan!" seruku, "Ah, kita salah menjulukinya 'sosok menyebalkan'!" imbuhku.
"Pantas beliau tidak menyukai kami keluyuran dan kelayapan di malam hari!" tambah Sulaiman dengan mata membulat.
Benar-benar kejutan di malam purnama. Kami yang selama ini menganggap beliau orang tua yang suka ikut campur dan melarang-larang kami bermain, ternyata sosok pahlawan pengusir penjajah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H