Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Molen

25 April 2024   13:30 Diperbarui: 25 April 2024   13:31 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Loh, ya ... kan cuma modal diri saja, Ma! Seperti biasa, ayah kan kerja di proyek. Nah, saat ini dapat bagian di mesin molen pengecoran karena rumah yang ditangani katanya rumah tingkat, Ma. Harus ngecor lantai bagian atas!"

"Hah? Sebentar ... ayahmu bukan dagang molen pisang?"

"Lah ... kok  molen pisang sih, Ma? Kan ayahku kerja di proyek perumahan dari dulu! Ahaha ... Mama pasti salah paham ini, kan?" 

Aku terperangah dan tak lama kemudian tertawalah kami berdua.

"Owalaahh ... iya, iya. Paham!"

"Truk molen pengaduk semen pengecoran, Ma! Mama, sih pikirannya makanan melulu!"

"Ahahaha! Serupa, tapi tak sama!"

"Kan Mama pernah ngajar tentang homonim, toh? Kena, deh! Ahahaha ...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun