Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Biarkan Burung Bertandang Bebas

7 April 2024   15:28 Diperbarui: 7 April 2024   15:41 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kita tidak berhenti sejenak untuk berpikir menikmati karya illahi dengan membiarkannya secara alami? Sebagai  wujud bahwa kita menghargai ciptaan-Nya, mari 'menyukakan hati' Tuhan agar bencana tak menimpa.

Dalam  puisi "Tuhan Telah Menegurmu", Apip Mustapa menuliskan jika bumi bergoncang dan angin meraung melintang pukang, bukankah itu pertanda teguran Tuhan?

Ebiet G. Ade bertanya, "Mengapa di tanahku terjadi bencana ... Mungkin Tuhan mulai bosan melihat ulah kita yang tidak berhenti berbuat dosa".

Penulis memiliki pohon kacang amazone yang berguna luar biasa. Pohon langka ini menjadi markas kutilang dan trocokan liar, terutama jika buah sudah merona jingga. Buah sebesar jempol tangan ini memang sangat manis.  

Berbondong-bondonglah kedua jenis burung itu bertandang. Secara  bergantian dan berkala mereka datang menikmati sajian buah amazone. Bonusnya? Celoteh dan kicau riang mereka sangat menentramkan jiwa.

Nah, masihkah kita tidak memberikan suaka dan ruang hidup bagi burung sebagai satwa penyelamat, penyelaras, penyeimbang, dan penyedia 'nyanyian sorga' alami yang menyemarakkan konser ensamble simponi musik  harmonis pada alam ciptaan-Nya ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun