Mohon tunggu...
Ninik Karalo
Ninik Karalo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berhati mulia

Fashion Designer, penikmat pantai, penjelajah aksara-aksara diksi

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Menempatkan Pakaian Sesuai Momen Itu Penting

10 Juli 2020   22:41 Diperbarui: 12 Juli 2020   02:10 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain berpakaian cantik itu untuk tampil beda dan meningkatkan kepercayaan diri, menempatkan pakaian sesuai momen lebih penting dari pada sekadar gaya. 

Bukankah terkadang kita dituntut untuk tahu menempatkan pakaian sesuai momen atau even-even tertentu? Entah itu sesuai waktu, tempat atau pun suasana.

Alkisah, Julie dan Juliet, si kembar yang memiliki hobi unik tentang berpakaian. Cara berpakaian masing-masing sangat jauh berbeda. Bak langit da bumi. Padahal yang namanya kembar adalah cermin satu sama lain.

Julie yang bersifat sangat terbuka, ketika ingin membeli pakaian ia selalu meminta saran terlebih dahulu sebelum ia pastikan untuk membelinya. Sementara Juliet, sangat jarang melakukan itu. Sifat tertutupnya membuat mereka berdua sering beradu mulut. Sampai sentuhan fisik kadang terjadi.

Julie yang ringan tangan tak segan-segan mencubiti adiknya, jika kejengkelannya memuncak. Ia ingin sekali seperti kembaran lainnya. Bajunya sama, sepatunya sama, sksesorisnya juga sama, bahkan hingga hal-hal sekecil apapun harus sama. Itu Julie.

Berbeda dengan Juliet. Justru ia merasa risih jika ada satu benda sesederhana apapun yang sama menempel di tubuh saudara kembarnya. Padahal mereka kembar identik.

Jika ditatap sekilas, susah membedakannya. Dari cara berpakaianlah yang bisa membedakan keduanya. Jika Julie memprotes, pasti Juliet dengan gigihnya mengumbar alasannya. Apa pun saran Julie selalu negatif baginya.  

"Tak semua kembar memiliki karakter yang sama serta keinginan yang sama. Aku juga punya keinginan sendiri, Kak Ju." ucap Juliet. Itu selalu senjata pamungkasnya.

Pagi itu, Julie teringat akan undangan dari sahabat mereka. "Et, sebentar malam kita ke wedding partynya Oka dan Zetira, ya?" katanya.

Julie sudah hapal betul perangai adiknya, ia pun tak panjang lebar berucap. Yang berkiprah dalam otaknya hanyalah tentang gaun yang akan dipakainya nanti. Ia sudah menyiapkan semua hal yang berhubungan dengan yang namanya party itu.**

Pukul lima sore, mereka sudah kasak-kusuk dengan kebutuhan masing-masing. Julie sudah dengan gaunnya, begitu pula Juliet.

Julie sempat melirik ke arah adiknya. Ada rasa eneg mengganjal di pikirannya. Tapi diabaikan demi menjaga perasaan sang adik, Juliet. Ia tak ingin merusak suasana. Bagi Julie, fashion bukan hanya membuatnya terlihat cantik, tapi juga membuatnya percaya diri. Selain mengikuti mode, kecantikan hati perlu dijaga.**

Kaki kanan Julie menyentuh tanah, diikuti Juliet. Mereka sudah berada di halaman sebuah gedung. Juliet menggamit erat lengan Julie. Ia berjalan mengikuti langkah kakaknya. Baru beberapa langkah, Juliet menahan lengan Julie. Julie mengikuti gerakan adiknya itu. "Kamu kenapa, Et?" bisiknya sembari melirik beberapa ibu-ibu yang melewati keduanya.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Salah satu ibu nampak cantik dengan balutan Kaftan ala Turki. Yang satunya lagi memakai Tunik dengan bawahan agak ketat. Nampak bagian betis rampingnya. Gaun yang sangat elegan menutupi auratnya. 

Hanya telapak dan wajah cantiknya yang terlihat. Mengikuti gaya kekiniannya.WOuuww... ada ibu yang tengah berdiri menggandeng putrinya. Cantik sekali dengan gaun gamis modern. Pikiran Julie terpusat pada keduanya yang memakai gaun senada. Mulai dari warna, model hingga aksesoris yang mereka pakai pun sama. Julie sungguh terpana.

Tiba-tiba Juliet menyikut tubuh sang kakak. Kedua kakak beradik itu saling menatap. Juliet yang sejak awal sudah menunjukkan ketidaknyamanannya yang diperlihatkannya lewat eratnya genggaman tangannya di lengan kakaknya, kini terkuak. "Kak, kita balik, yuk?"

Julie begitu sangat ingin sekali ke pesta itu, ngotot harus segera masuk. Dan apa yang terjadi? Di dalam, tak ada satu pun yang mengenakan gaun mini. Semua serba tertutup, tapi tak meninggalkan kesan modern. Kesan glamour berbinar di ruang itu.

Mereka berdua mencari tempat yang sedikit ke arah dalam. Selama perjalanan dari arah pintu menuju ke ruang dalam, bisik-bisik tetangga mulai terlihat sinis. Desas-desusnya hinggap di ujung kerling mata Juliet.

Debaran jantungnya sudah bergemuruh sejak di halaman tadi. Gemuruhnya semakin mendesaknya untuk secepatnya duduk. Paha dan tengkuknya mulai terasa dingin oleh sentuhan air conditioner jelmaan air pegunungan yang berpindah ke ruang itu. Semilir nakalnya semakin menusuk kulit mulusnya.

Rasa empatik pun menjalar di relung sukma sang kakak. "Makanya, jadilah diri sendiri dan tidak memaksakan diri untuk jadi orang lain!" kata Julie.

"Tapi ini seleraku, Kak! Sekarang lagi trend... cantik lagi. Beberapa artis memakai ini." timpal Juliet.

pinterest.com/faburama
pinterest.com/faburama
"Gaun begitu kau bilang cantik? Et... Et... itu cocoknya ke Mall. Kau juga bukan artis! Dengan penampilan seperti ini, apa sekarang kamu bisa berjalan membusung dada? Tidak, kan? Sekarang kau membungkuk-bungkuk seperti sedang memberi hormat ala Jepang, ojigi. Karena apa? Karena ketidaknyamananmu, Et! Juliet adikku sayang..." Omelan Julie hampir terdengar tetamu sebelah.

"Hanya karena Aku salah menempatkan pakaian, momen yang seharusnya berbinar berubah menjadi momen yang meredupkan hati, menciutkan rasa, bahkan aku rasanya mati gaya deh, Kak! Maaf ya, Kak?" ucap Juliet sedih.

"Ya, sudah! Kau cuma keliru sedikit... waktu dan tempatnya aja yang kurang tepat. Itu saja."**

Sejak hari naas itu, Juliet mulai menanamkan paham positif ke dalam dirinya. "Apa pun yang terjadi dalam hidup, semuanya merupakan proses pembelajaran dan pendewasaan. Tak ada manusia yang sempurna selain Dia Sang Khalik." bisiknya.  

NK/10/07/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun