Mohon tunggu...
Ninik JazilatulKhoiroh
Ninik JazilatulKhoiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Privasi

hello

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan tentang Hakikat Manusia, Masyarakat, Alam, dan Ilmu Pengetahuan

2 April 2020   13:28 Diperbarui: 2 April 2020   13:37 5815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konsep filsafat islam, alam semesta adalah wujud atau eksistensi Tuhan dalam kehidupan ini, dan mencerminkan tanda-tanda kebesaran Tuhan, atau ayat-ayat-Nya. Alam semesta tidak bisa dilihat dengan mata kepala manusia, karena penglihatan mata kepala manusia sangat terbatas. Alam semesta sebagai eksistensi tuhan dalam kehidupan ini, meliputi langit, bumi, gunung, samudera, dan lain sebagainya.

Alam semesta pada hakekatnya adalah eksistensi diri tuhan sendiri, dan itu tidak diciptakan. Dilihat dari eksistensinya, ada tingkatan-tingkatan wujud yang bersifat struktural dan hierarkis, yaitu wujud tertinggi adalah eksistensi diri tuhan sendiri, yang menjadi awal dan akhir dari segala yang ada, kemudian alam semesta sebagai wujud eksistensinya, yang metafisik, gaib, tak terbatas, kemudian alam besar yang menjadi kumpulan sejenis, yang abstrak yang dapat ditangkap melalui konsep, sifatnya terbatas dan bisa dilihat terutama pada satuan jenisnya seperti manusia, bumi, langit, udara, binatang. Alam merupakan bukti kebesaran tuhan yang diciptakan untuk dikelola oleh manusia di bumi. Sehingga dalam pandangan Islam alam harus dikelola dengan selalu berpedoman pada hukum-hukum Allah demi kemaslahatan manusia itu sendiri.

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan

Persoalan hakikat ilmu pengetahuan telah menjadi perdebatan antara kaum materialis dan kaum idealis. Kaum materialis hanya mengenal pengetahuan yang bersifat empiris, dengan pengertian bahwa pengetahuan hanya diperoleh dengan menggunakan akal atau indera yang bersifat empiris dan terdapat di alam materi yang ada di dunia ini. Sedangkan menurut kaum idealis, termasuk Islam, ilmu pengetahuan bukan hanya diperoleh dengan perantaraan akal dan indera yang bersifat empiris saja, tetapi juga ada pengetahuan yang bersifat immateri, yaitu ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah sebagai khaliq (Pencipta) pengetahuan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun