Seperti : apa yang salah dari 2 orang yang saling mencintai? Tidak ada yang dirugikan kecuali asumsi ibu Ji A yang ngotot dengan standar seorang menantu ala tradisi Timur. Jarak umur, latar belakang orang tua, status sosial dll memang khas timur. Rasanya mirip dengan yang terjadi di indonesia. Intervensi orang tua inilah yang jadi pemicu konflik sehingga mereka akhirnya terpisah.
Derita dan kesedihan mereka berdua rasanya banyak disumbang oleh pemilihan soundtrack film nya.Â
Lagu-lagu balad nyanyian Clara Bruni dan beberapa judul besutan Rachel Yamagata, membawa kita pada nuansa film hitam putih yang sunyi. Musik yang minimalis dan menggunakan kekuatan vocal yang berat, menggambarkan kepedihan dua orang kekasih yang terlampau sering menenggang diri demi kebahagiaan yang lain
Mereka saling mengalah dan terluka karenanya. Di sinilah kedewasaan nampak menonjol sekalipun nampak absurd.Â
Cinta adalah emosi, bukan akal semata. Karenanya tidak bisa diselesaikan hanya dengan logika. Tak ada logika yang bisa menjelaskan bagaimana orang yang saling marah malah saling merindukan.Â
Setting drama yang mengambil konflik perbedaan umur dalam hubungan percintaan ini pernah juga diusung oleh Park Bo Gum dan Song Hye-kyo dalam drama Encounter. Jika di Encounter bertaburan sajak-sajak indah, maka drama ini didukung oleh soundtrack lagu yang pas.
Akting yang keren dari para pemainnya juga mengantarkan film ini mendapatkan banyak penghargaan. Beberapa kali drama ini didapuk sebagai drama dengan aktor serta aktris terbaik di beberapa event.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H