Betapapun Yeok dan Shin Chae berusaha dipisahkan sejak awal, tapi takdir punya jalannya sendiri. Mereka saling jatuh cinta sejak kecil.
Percintaan mereka yang penuh liku-liku menjadi segmen yang menggemaskan sekaligus memilukan. Kelemahan Yeok, kenaifan Shin Chae dan kelaliman Yeon membuat mereka berdua harus terpisah berkali-kali.
Di luar itu semua, raja Lee Yeok dalam sejarah Joseon memang dikenal sebagai raja yang lemah walaupun kebijakannya pro rakyat.
Waktu dan peristiwa sering tidak tepat datangnya sehingga mereka harus terus berkorban agar situasi tidak makin buruk.
Perasaan cinta dan saling melindungi di antara keduanya diterjemahkan dalam pengertian yang dewasa, bahwa cinta bisa tetap kuat walaupun mereka tak bersama.
Ya. Walaupun akhirnya Yeok berhasil menjadi raja dengan mengkudeta kakaknya sendiri, dia tetap tidak bisa hidup bersama dengan ratunya.
Dalam sejarah yang asli, kisah ini berakhir tragis.
Tapi karena sebuah drama harus happy ending biar tidak ditimpuki penonton, maka sutradara tetap mengemasnya dengan mempertemukan mereka kembali saat menjelang kematian Yeok di usia tua. Yang penting ketemu kan? Walaupun terjadi bertahun-tahun sesudahnya.
Menurut saya ini drama Joseon yang paling faktual yang pernah saya tonton. Kesedihan ditampilkan dramatis tapi rasional sehingga kita tidak bisa protes. Semua nampak alamiah. Termasuk kenapa Yeon menjadi sekeji itu walaupun awalnya dia raja yang baik. Atau adegan yang penuh rasa menahan diri di antara Yeok dan Shin Chae, bahkan di titik mereka sangat saling merindukan. Sungguh menggemaskan!
Yeon Woo Jin  tampil sangat mewakili profil Yeok. Park Min young dan Lee Dong gun juga menunjukkan kualitas dan totalitas aktingnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H