Mohon tunggu...
Ninid Alfatih
Ninid Alfatih Mohon Tunggu... Guru - ibu 3 anak

just a reader

Selanjutnya

Tutup

Film

"Hyde, Jekyll, Me" Episode 15-16

21 Agustus 2020   15:09 Diperbarui: 21 Agustus 2020   15:07 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hyun berhasil menerobos masuk rumah Jin dan menawan mereka berdua, Ha Na dan Jin.

Hyun terus mendesak Jin untuk menyatakan kebenaran dan mengakui kebohongannya. Dia yakin ayahnya tidak terlibat dan meninggal dalam kecelakaan saat ingin membebaskan Hyun dari penculik.

Untuk membuktikan itu dia mengadakan tele conference dengan menghadirkan Komisaris Goo dan Man Shik yang dianggap paling tahu kejadian itu, dengan bantuan detektif Na. Sementara itu, di luar rumah, polisi sudah mengepung.

Goo bersedia memberi kompensasi pada Hyun atas peristiwa masa lalu, sesuatu yang seharusnya dia lakukan sejak dulu. Asal Seo Jin dan Hana dibebaskan. Tapi Hyun menolak.

Jin meyakinkan Hyun bahwa dia benar dan siap mempertaruhkan seluruh hidupnya jika dia salah.

Saat Man Shik dikonfrontir, dia membenarkan bahwa semua info dia dapat dari Lee Joon Kyung, ayah Hyun. Tapi dia tidak mengakui keterlibatan si ayah, karena takut pada Hyun.

Hyun menyeringai penuh kemenangan.

Hyun mengintimidasi Jin dan menyebutnya sebagai pembohong, munafik, manipulatif dan pencuriga.

Jin yang shock dengan pengakuan Man shik terpukul. Wajahnya berubah berganti-ganti. Ha Na melihat tanda itu dan berteriak memanggil nama Jin untuk keluar.

" Buka matamu, Soe Jin! " Jangan lari atau aku akan ikutan pergi jika kau sembunyi. "

Jin berusaha keras melawan dirinya sendiri. Dan berhasil muncul menghadapi kenyataan. Dia akan menepati janjinya, bersujud di kaki Hyun dan mengabulkan semua keinginannya.

Mendadak Hyun melihat tato di tangan Man Shik yang membuat dia ingat semua peristiwa, termasuk ulah ayahnya dibalik drama penculikan itu. Hyun terpukul saat ingat semuanya. Dia pun mengakui kesalahannya pada Jin.

Semuanya selesai kini.

Hyun ditangkap dan Soe Jin sudah memaafkan Hyun. Selama ini dia sudah bersusah payah menghapus ingatan menyakitkan tentang ayahnya, peristiwa itu, bahkan dirinya sendiri demi untuk bertahan hidup. Kini semua kenyataan terpapar jelas.

Harusnya ini membahagiakan. Tapi entah kenapa Jin malah merasa hampa. Ha Na memeluknya penuh simpati dan dukungan. Memberinya semangat untuk tetap hidup. Memuji sikap baiknya pada Hyun. Dia tidak egois dan menyimpan dendam. Peralihan sifat dan jiwa Jin ini seperti revolusi jiwa yang membuatnya lelah.

Soe Jin ingin sendiri dan tak ingin diganggu.

Tapi Ha Na bertekad mengikutinya. Mendampingi saat-saat Jin merasa letih dan kosong serta menterjemahkan arti perasaan Jin saat ini yang begitu membingungkan. Membantu menganalisis dengan memberi pikiran-pikiran positif.

Dulu Jin bersikap seperti ayahnya yang otoriter karena ingin mengalahkannya. Bahkan saking ambisiusnya, dia menghukum dirinya jika gagal. Ha Na meyakinkannya bahwa itu karena potensi Jin yang lebih besar, melampaui ayahnya. Semua ulasan Ha Na membuat Jin tertegun, dan merasa nyaman dengan keberadaan Ha Na. Ha Na sama sekali tidak menyalahkan Jin. Ia begitu penuh pengertian. Jin merasa kepercayaan dirinya muncul kembali.

Saat ayahnya telpon dan memarahi Jin karena tidak segera melapor padanya. Kali ini, dengan sikap tenang, dia hanya bilang:

"Kukira ayah khawatir padaku. Kenapa tidak mengatakan terus terang? "

Komisaris Goo tercenung menyadari kesalahannya dan untuk pertama kalinya dia minta maaf, dan mengaku khawatir serta meminta Jin untuk segera istirahat.

Semua terbelalak. Tapi Jin bahagia mendengarnya. Respon ayahnya yang seperti itulah yang dia harapkan selama ini.

Mendadak Soe Jin memandang Ha Na dan bertanya:

“Bolehkah aku mencintaimu?”

Ha Na terdiam. Tapi Jin tidak berharap selekasnya dijawab. Dia hanya ingin belajar mengenali perasaannya dan berusaha bersikap hangat dan menyayangi sebagaimana umumnya orang. Ia bahkan rela jika Robin yang harus muncul untuk menerima cinta Ha Na. Soe Jin semakin lembut dan simpatik.

Tapi, mungkinkah?

Ha Na sendiri kebingungan. Selama ini, dari 2 pribadi Jin, Ha Na bisa memberi kenyamanan pada Jin dan mendapatkan kenyamanan dari Robin.

Meski cinta menyembuhkan orang lain, tapi ia bukan obat. Ia mencintai Robin bukan Jin. Mungkin Ha Na hanya obat bagi Jin.

Robin mengajak Ha Na menempati rumah barunya sekaligus bengkel kerjanya sebagai seniman webtoon. Selama ini ia tidak punya ID personal dan menggantungkan semua transaksinya pada Mr Joo, pemilik toko buku yang sudah memahami masalah Robin. Ia membutuhkan Ha Na yang bisa menerima keberadaannya yang absurd. Ia hanya ingin hidup bersama dengan Ha Na.

Selama ini semua menghendaki Robin hilang demi eksistensi Jin. Dr Kang, psikiaternya, Komisaris Goo, ayahnya, dan sekretaris Kwoon yang sangat menjaga Seo Jin. Hanya Ha Na yang ia punya. Karena itu, ia berambisi untuk lebih eksis dan publish supaya tetap bisa bertahan disamping Ha Na.

Sekarang ganti Ha Na yang kelelahan menghadapi dinamika mereka berdua yang tak habis-habis.

Jin berusaha keras untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Lebih banyak berkumpul dengan para kru, walaupun dia hanya duduk diam mengawasi mereka. Saking inginnya berusaha menjadi sosok yang wajar, Soe Jin terkadang bahkan bertindak konyol. Hal itu tidak disukai Ha Na.

Mengetahui Soe Jin berusaha keras mendapatkan cinta Ha Na, Robin makin posesif.

Belum lagi Jin yang terus mempertanyakan perasaan Ha Na padanya dengan alasan untuk membuat keseimbangan mereka bertiga agar tetap stabil. Ha Na merasa begitu dilematis di antara kehidupan mereka berdua, karena harus memahami demi menjaga perasaan masing-masing.

Sementara publikasi kondisi mereka berdua bisa berakibat fatal bagi wonderland.

Jin bisa kehilangan kursi CEO selamanya, kehilangan hak waris, dan nilai saham bisa turun jika para pemegang saham tahu kondisi mental CEO mereka.

Analisa Dr Kang dari sudut kedokteran adalah memenangkan Jin. Karena Robin tak lebih dari alter yang tak punya identitas. Dia bertahan hanya karena Ha Na.

Sedangkan Jin tetap memperbolehkan Robin eksis agar dia bisa membuat Ha Na, orang yang dicintainya bahagia. Ha Na berada di pusaran ini.

Komisaris Goo menganggap pangkal semua adalah Ha Na. Karena itu Ha Na harus pergi dari hidup Jin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun