Mendadak Hyun melihat tato di tangan Man Shik yang membuat dia ingat semua peristiwa, termasuk ulah ayahnya dibalik drama penculikan itu. Hyun terpukul saat ingat semuanya. Dia pun mengakui kesalahannya pada Jin.
Semuanya selesai kini.
Hyun ditangkap dan Soe Jin sudah memaafkan Hyun. Selama ini dia sudah bersusah payah menghapus ingatan menyakitkan tentang ayahnya, peristiwa itu, bahkan dirinya sendiri demi untuk bertahan hidup. Kini semua kenyataan terpapar jelas.
Harusnya ini membahagiakan. Tapi entah kenapa Jin malah merasa hampa. Ha Na memeluknya penuh simpati dan dukungan. Memberinya semangat untuk tetap hidup. Memuji sikap baiknya pada Hyun. Dia tidak egois dan menyimpan dendam. Peralihan sifat dan jiwa Jin ini seperti revolusi jiwa yang membuatnya lelah.
Soe Jin ingin sendiri dan tak ingin diganggu.
Tapi Ha Na bertekad mengikutinya. Mendampingi saat-saat Jin merasa letih dan kosong serta menterjemahkan arti perasaan Jin saat ini yang begitu membingungkan. Membantu menganalisis dengan memberi pikiran-pikiran positif.
Dulu Jin bersikap seperti ayahnya yang otoriter karena ingin mengalahkannya. Bahkan saking ambisiusnya, dia menghukum dirinya jika gagal. Ha Na meyakinkannya bahwa itu karena potensi Jin yang lebih besar, melampaui ayahnya. Semua ulasan Ha Na membuat Jin tertegun, dan merasa nyaman dengan keberadaan Ha Na. Ha Na sama sekali tidak menyalahkan Jin. Ia begitu penuh pengertian. Jin merasa kepercayaan dirinya muncul kembali.
Saat ayahnya telpon dan memarahi Jin karena tidak segera melapor padanya. Kali ini, dengan sikap tenang, dia hanya bilang:
"Kukira ayah khawatir padaku. Kenapa tidak mengatakan terus terang? "
Komisaris Goo tercenung menyadari kesalahannya dan untuk pertama kalinya dia minta maaf, dan mengaku khawatir serta meminta Jin untuk segera istirahat.
Semua terbelalak. Tapi Jin bahagia mendengarnya. Respon ayahnya yang seperti itulah yang dia harapkan selama ini.