Mohon tunggu...
Ninid Alfatih
Ninid Alfatih Mohon Tunggu... Guru - ibu 3 anak

just a reader

Selanjutnya

Tutup

Film

Hyde, Jekyll, Me: Sebuah Sinopsis Awal

11 Agustus 2020   10:50 Diperbarui: 15 Agustus 2020   20:27 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Jekyll dan Tuan Hyde (judul aslinya Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde) adalah novel yang ditulis oleh penulis Skotlandia Robert Louis Stevenson yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1886.

Kisah tentang seorang dokter, Jekyll, yang sangat baik hati, namun di malam hari bermetamorfosa menjadi seorang yang sama sekali berbeda. Bak perubahan siang dan malam itu sendiri, dr Jekyll berubah pribadinya menjadi Edward Hyde yang kejam dan tanpa perasaan. Dua kepribadian atau lebih dalam satu tubuh ini disebut dengan gangguan Kepribadian Ganda.

Berbeda dengan Jekyll, kisah Sybil dalam novel karangan Flora Reta Schreiber menceritakan seorang perempuan yang mempunyai 16 kepribadian yang berbeda. Novel ini diangkat dari pengalaman nyata Dr. Wilbur yang menangani Sybil. Wilbur yang kemudian fokus mendalami kasus ini juga menangani pasien Billy Milligan yang punya kompleksitas lebih besar karena dia punya 24 kepribadian.

Baik Sybil maupun Jekyll seolah menjadi diksi yang selalu disinggung saat orang bicara tentang DID ( Dissosiative Identity Disorder) atau kepribadian ganda. Suatu kondisi psikologis yang diakibatkan trauma masa kecil yang ditandai dua atau lebih status kepribadian yang berbeda. Masing-masing pribadi ada yang saling melengkapi, ada pula yang saling menegasi. Film yang pernah dirilis dengan latar belakang DID diantaranya Sybill dan sequel Unbreakable,   Split dan Glass. Kebanyakan berjenis thriller karena kengerian yang diciptakannya. John Mc Avoy memerankan tokoh Kevin di film Split dengan sangat apik. Salah satu kepribadian yang muncul dari metamorfosa Kevin adalah binatang buas yang menyerang korbannya.

Namun berbeda kalau SBS (Seoul Broadcasting System) yang mengangkatnya. Judul yang diangkat juga sangat identik, yakni Hyde, Jekyll, Me. Genre psycho dalam film berlatar DID versi Korea ini lebih nampak unsur drama romantis  ketimbang thriller.

Drama 20 episode ini ditulis dengan apik oleh Kim Ji-woon dengan sutradara Jo Young-kwang dan dirilis tahun 2015.

Magnet drama ini tetap ada di Hyun Bin sih menurutku. Dia piawai memerankan dua karakter sekaligus. Sebagai Goo Seo Jin, seorang CEO tempat hiburan Wonderland yang sarkatis dan paranoid serta Robin, penulis webtoon yang riang dan baik hati. Dua jiwa dalam satu tubuh ini punya dua dunia yang sangat bertolak belakang dan cenderung berupaya untuk saling berebut menghilangkan identitas masing-masing. Kemunculan eksistensi Robin, sang alter dipicu oleh peristiwa penyelamatan seorang gadis, Jang Ha Na (diperankan Han Ji Min) saat Seo Jin hendak bunuh diri. Setelah hilang selama 5 tahun bersamaan dengan kepergian Ha Na ke Amerika, Robin muncul lagi saat Ha Na pulang ke Korea. Sejak saat itu, konflik berputar-putar di sekeliling kehidupan Seo Jin.

Berbeda dengan kasus DID yang biasanya memunculkan banyak pribadi, film ini hanya menampilkan 2 sosok saja. Ada satu pribadi lain yakni Terry, mewakili kekejaman Seo Jin, namun hingga akhir episode hampir tidak pernah memunculkan diri.

Film ini tidak terlalu mendapat sambutan seperti film Hyun Bin yang lain seperti Alhambra atau Crash Landing on You, namun tetap menarik karena temanya yang agak sulit diadaptasi.

Penderita DID biasanya jarang yang terekspose ke khalayak dan cenderung menutup diri. Karena itu ada kemungkinan sulit dikonfirmasi sisi faktualnya. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana risetnya. Pasien yang terdeteksi kemungkinan karena pernah berkonsultasi medis dengan dokter atau psikiater.

Biasanya antar pribadi atau alter ego dalam pribadi mereka tak pernah bertemu fisik kecuali dalam pikiran mereka sendiri. Karena pada dasarnya tubuh mereka hanya satu. Namun film ini mampu menerjemahkan perspektif penderita dengan permainan dialog yang dilakukan secara langsung oleh Seo Jin dan Robin melalui komputer bersama mereka untuk mengetahui keadaan masing-masing.

Dialog yang ditampilkan pun,  sarat dengan rujukan psikologi dan cenderung panjang-panjang, seperti saat sesi dokter Kang menganalisis setiap alter. Kontras dengan permainan peran Bin yang terfokus pada mimiknya yang cool. Agak aneh melihat Bin yang biasanya serius, jadi ceria saat dia jadi Robin.

Saya mengulasnya disamping karena tertarik dengan Hyun Bin juga karena temanya yang tidak biasa. Alasan lainnya sih, karena sayang dengan catatan saya yang nganggur. Webinar aja saya resume, masak kamu tidak Bin. Eh.

Saya lagi suka dengan drama Korea (agak telat mulainya) gara-gara drama The Married. Tapi saya sungguh merasa bodoh karena tidak satupun nama yang saya ingat. Hal ini agak mengganggu runtutan kisah berikutnya gara-gara saya gak faham dengan nama yang dimaksud.

Akhirnya seperti saat saya menyelesaikan novel Dr Zivago karya Boris Pasternak, saya nulis nama-nama sulit itu sambil mencatat seperlunya. Nama Rusia yang ditulis Boris sangat panjang tapi nama panggilannya sangat singkat, dan jauh dari nama aslinya!

Saya yang ingatannya pas-pasan ini jadi agak terganggu, karena harus bolak balik buka halaman untuk menyambungkan cerita. Ini memang derita orang yang sulit menghafal nama. Padahal saya guru sejarah. Sopo iku mauuu !

Nama Korea sama susahnya karena banyak suku kata yang sama dan pengucapannya bisa beda. Duh, si Emak.

Karena saya masih ingat dialog dan ceritanya, rasanya kok sayang dianggurin. Sekalian saja saya tulis ulang. Jadilah kisah drama ini menjadi tulisan-tulisan yang memotret para tokoh dari persepsi bahasa saya. Semacam review yang minim persepsi, karena lebih pada menulis ulang film. Karena ritme drama Korea yang cenderung lambat dan hening maka setiap episode saya gabungkan dengan episode berikutnya. Buat yang tidak sabaran mengikuti drama kisah berjilid-jilid kayak saya, semoga ini bisa membantu, walaupun tetap lebih asyik nonton langsung.

Jadi mohon maaf kalau tulisan saya nanti mengandung spoiler. Wong memang sinopsis panjang kok. Hehe,,

bersambung

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun