Mohon tunggu...
Ningwang Kembang
Ningwang Kembang Mohon Tunggu... -

Luv 2 read\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duri dan Kelopak Kembang (Puisi Kolaborasi Rangkat)

9 Februari 2011   15:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Lala)

Saat Kembang butuh bahu tuk bersandar,

Sedang dirimu tak di sana,

apa salah jika sedikit memberi ruang untuk kepenatannya...

(Rey)

Oh lagi dan lagi... Diriku terluka... Lara hati datang lagi... Lagi dan lagi....

kau tau kembang mudah layu tanpa kesejukan..

tanpa hembusan angin musim...

terlalu amat disayangkan jika di depan mata tak terlindung...

YA... Kini Ia berduri... Menusuk-nusuk relung hati.. lagi dan lagi.... Ku rasakan lara hati...

1297264634346255061
1297264634346255061

(Ningwang)

Bahu itu, sungguh menawarkan teduh.. tak ada niat memadu, hanya ingin mengadu tentang hati yang sendu

Jika senangnya adalah bahagiamu....

lalu mengapa ada lara pada senyumnya

yang membuat cemburu sang waktu...

diri hanya berada disaat dan waktu yang tepat..

Pesona pada mata itu serupa madu, Kembang mana yang tak terpukau pada indah kilaunya Maafkan Kembang yang terlarut dalam syahdu... Hati ini, siapa yang tahu....

cinta... cinta... cinta... misterimu sungguh sulit aku sibak... ketika ku mendekati.. Kau menjauh meninggalkanku sendiri... dan ketika ku jauh... kau membawa luka yang pedih... cinta... cinta... cinta... misterimu sungguh terlalu sulit aku sibak... oh Tuhan....

1297264330899839485
1297264330899839485

aku tak meminta senyum renyah itu...

namun lelaki tegarpun tak kuasa menanggung sepi...

walau diri coba memasung...

dahaga kalbu mengemis pinta pada batin...

dan aku tunduk pada gilasannya...

sebab kelopaknya cukup indah untuk ku tolak...Kawan

aku ikhlaskan dia bersanding dibahumu.. aku ikhlaskan kau nikmati kelopaknya... aku tak ingin lagi... SUNGGUH ! ku tak ingin lagi... Ketika duri itu menjadi lara hati Ku putuskan untuk pergi....

Bukan ingin menebar jala cinta Bukan ingin dirindu dimana-mana Namun manjaku memang apa adanya

DAn kau berikan keindahanmu... untuk orang yang melihatmu... dan kau hanya berikan aku... duri-durimu.... sakit, menancap dalam palung hati....

Tlah kuikuti hatimu kemana kau pergi Masih kurindukan origami-origami Namun kau tak lagi meramaikan sepi.. Semedi dalam sendiri Adalah kau yang mencipta duri-duri

12972643751495465770
12972643751495465770

jika waktu bisa diputar....

jika rembulan tak terhalang kabut malam....

jika bintang tak pernah terlihat cemerlang....

bagaimana harus kusalahkan pandanganku...

9 Februari 2011

22:23 WIB

Note: Komentar dirangkai dalam syair/puisi/pantun please... hehe

menegakkan kembali RANGKAT=meRANGkai KATa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun