Mohon tunggu...
Ningrum Wahyu Ramadhan
Ningrum Wahyu Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan 2023 UIN Walisongo Semarang

Mahasiswi Bimbingan Penyuluhan Islam angkatan 2023, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Walisono Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyikapi Tantangan Dakwah di Era Digital

31 Mei 2024   01:50 Diperbarui: 31 Mei 2024   02:00 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dakwah merupakan salah satu kegiatan utama dalam Islam yang bertujuan untuk menyebarkan ajaran agama, membimbing umat, dan memperkuat iman. Dalam sejarahnya, dakwah telah melalui berbagai fase dan metode, mulai dari lisan, tulisan, hingga media massa. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, kini telah membawa tantangan baru bagi para da'i dalam menyebarkan dakwah nya. 

Di zaman yang serba modern ini, era digital telah membawa perubahan yang cukup pesat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk cara kita berkomunikasi dan menyampaikan pesan. Perubahan di era digital ini tidak hanya mempengaruhi pada bidang sektor bisnis, pendidikan, dan pemerintahan saja, tetapi juga memasuki dunia dakwah. 

Dakwah, yang merupakan upaya menyebarkan ajaran Islam, kini harus beradaptasi dengan teknologi digital untuk tetap relevan dan efektif. Menurut (Muhammad Ali: 2021) media digital cukup membawa peluang yang besar bagi penyebaran pesan-pesan keagamaan, namun di sisi lain juga membawa berbagai tantangan yang cukup kompleks. 

Dalam tulisan ini, akan membahas tentang tantangan dakwah di era digital, serta bagaimana cara menghadapinya agar pesan dakwah Islam itu dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens (mad'u) di tengah perkembangan teknologi yang pesat ini.

Dakwah sebagai usaha untuk menyampaikan ajaran Islam yang tidak hanya sekedar berdiri mimbar saja, kini memiliki peran penting dalam membentuk moral dan spiritual. Namun di era digital ini, dakwah mulai menghadapi berbagai tantangan. 

Menurut (Nur Ahmad: 2013) dalam penelitiannya dengan judul tantangan dakwah di era teknologi dan informasi bahwa tantangan dakwah dalam masa kini sangat bervariasi dan kompleks, terutama karena perubahan dalam masyarakat, teknologi, dan dinamika sosial. 

Salah satu tantangan utama dakwah saat ini adalah banyak nya informasi yang tersebar secara digital melalui Internet dan media sosial yang telah mengubah cara kita untuk mendapatkan lebih banyak informasi. 

Hal ini menjadi tantangan para da'i karena banyaknya informasi yang tidak akurat, hoax, dan tersebarnya beberapa konten negatif yang dapat menjelekan pesan dakwah. Di sisi lain juga, hal ini bisa menjadi peluang besar bagi para da'i untuk menyebarkan dakwah dan mendapatkan mad'u maupun audiens yang lebih banyak

Adapun tantangan dalam menyebarkan dakwah, sebagai berikut:

1. Konten yang Kurang Akurat ataupun Terverifkasi.

Dalam bermain media sosial dan platform digital lainnya memungkinkan kita untuk menyebarkan informasi dengan sangat cepat, baik itu informasi yang benar maupun yang salah. 

Dengan kemudahan mengpublikasikan konten di internet, tidak semua konten yang beredar memiliki dasar keilmuan yang kuat, banyaknya informasi yang tidak terverifikasi atau bahkan hoax bisa menyesatkan para mad'u. 

Penting nya bagi para da'i untuk bisa memastikan bahwa konten yang disebar itu berdasarkan pada sumber-sumber yang sahih dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam konteks dakwah, menyebarkan pesan dakwah yang tidak akurat dapat menimbulkan kesalahpahaman di kalangan para mad'u. 

2. Adanya Persaingan antar Konten Hiburan.

Pada sosial media, kini mulai dipenuhi oleh berbagai jenis konten termasuk hiburan yang seringkali lebih menarik bagi pengguna internet. Tantangan bagi para da'i dalam menyebarkan dakwahnya ialah bagaimana membuat konten yang islami dan edukatif namun tetap menarik agar tidak kalah saing dengan konten hiburan. 

3. Menjaga Etika dan Adab dalam Berdakwah.

Etika dan adab menjadi tantangan tersendiri bagi para da'i karena, dalam berinteraksi di media sosial seringkali kurang mengedepankan adab dan sopan santun. Komentar-komentar negatif atau bahkan fitnah sering muncul dalam penyebaran pesan dakwah di media sosial, para da'i harus mampu menjaga etika dan mengedukasi para mad'u untuk berinteraksi dengan sopan tanpa membuat kesalahpahaman ajaran islam. 

4. Tantangan Keamanan dan Privasi.

Keamanan dan privasi juga menjadi tantangan dalam dakwah di era digital. Platform digital sangat rentan terhadap serangan cyber, penyadapan, dan pelanggaran privasi. 

Dalam konteks dakwah, hal ini bisa menjadi risiko bagi para da'i dan mad'u yang bermain aktif di media sosial. Misalnya, identitas pribadi bisa disalahgunakan, dan pesan-pesan dakwah bisa dimanipulasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu, perbedaan interpretasi ajaran Islam di kalangan umat juga dapat menimbulkan konflik internal. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pendapat yang sering kali di provokasi oleh oknum yang kurang bertanggung jawab dan kurangnya pemahaman mendalam tentang ajaran-ajaran Islam. Meskipun banyak tantangan, era digital juga membawa banyak peluang bagi dakwah. Internet memungkinkan pesan-pesan keagamaan mencapai audiens yang lebih luas. 

Konten dakwah dapat diakses kapan saja dan di mana saja, memungkinkan umat untuk terus belajar dan mendalami ajaran Islam di tengah kesibukan sehari-hari. Platform digital juga memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara para da'i dan audiens (mad'u), misalnya melalui fitur live streaming atau sesi tanya jawab online, da'i bisa menjawab pertanyaan umat secara real-time dan memberikan bimbingan secara langsung. 

Hal ini membantu menciptakan kedekatan dan meningkatkan efektivitas penyebaran pesan dakwah. Era digital ini juga menawarkan berbagai konten yang bisa dimanfaatkan dalam ber dakwah. Dengan kreativitas dan inovasi, dakwah bisa dikemas sedemikian rupa sehingga lebih relevan dan menarik bagi generasi muda yang lebih terbiasa dengan teknologi.

Dalam menyikapi tantangan dakwah di era digital ini diperlukan lah strategi untuk menghadapi dan mengatasi tantangan dakwah, hal ini diperlukan strategi yang efektif dan terstruktur. Menurut (Ali Azis: 2009) dan (Hasan Hasdar: 2018) bahwa strategi ialah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan kemudian didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Strategi pada hakikatnya ialah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Berikut ialah beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh para da'i dalam menyebarkan dakwah di era digital:

1. Pemanfaatan Teknologi: 

Dalam hal ini teknologi sebisa mungkin harus dimanfaatkan secara optimal dalam berdakwah. Menggunakan media sosial seperti instagram, podcast, dan video streaming (youtube) dapat membantu menyampaikan pesan dakwah yang diberikan oleh da'i kepada audiens yang lebih luas. Selain itu, platform atau media digital juga dapat digunakan untuk mengadakan diskusi dan kajian online yang interaktif. 

Dai harus bisa menguasai teknik-teknik pemasaran digital, seperti membuat konten yang menarik, memanfaatkan fitur live streaming, dan berinteraksi langsung dengan audiens. Selain itu, kolaborasi dengan influencer atau tokoh publik yang memiliki pengikut besar juga dapat membantu menyebarkan pesan dakwah lebih efektif.

2. Peningkatan Kualitas Konten:

Da'i harus bisa meningkatkan kualitas konten dakwah dengan mengedepankan keilmuan dan inovasi dalam penyampaian nya. Penggunaan teknologi seperti video animasi, poster dan podcast bisa membuat konten dakwah lebih menarik dan mudah dipahami oleh mad'u.

3. Penggunaan Teknologi dengan Bijak.

Para dai harus menggunakan teknologi secara bijak, tidak hanya berfokus pada popularitas tetapi juga pada kualitas pesan yang akan disampaikan. Menghindari konten yang sensasional dan kontroversial yang tidak berdasar bisa membantu menjaga kredibilitas pesan dakwah. Aspek penting dalam dakwah ialah kredibilitas, maka para da'i harus menjaga integritas dan konsistensi dalam menyampaikan pesan dakwah agar tetap dipercaya oleh audiens.

Kejujuran dalam menyampaikan informasi, serta keteladanan dalam tindakan sehari-hari, akan memperkuat kepercayaan audiens (mad'u) terhadap da'i dan pesan yang disampaikan. Kemudian, dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara bijak itu sangat penting agar dakwah dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan. 

4. Kemampuan Pendekatan Kontekstual: 

Para da'i dalam melakukan dakwah nya harus bisa melakukan pendekatan yang bersifat kontekstual seperti, memahami kondisi sosial, budaya, dan psikologis masyarakat. Pesan dakwah perlu disampaikan dengan cara yang relevan dan mudah dipahami oleh para mad'u ataupun audiens.

5. Menjaga Etika dan Moral.

Dalam berdakwah, etika dan moral harus tetap dijaga karena, penyampaian pesan yang santun, menghormati perbedaan, dan tidak memprovokasi adalah prinsip dasar yang harus dipegang oleh para da'i saat akan menyebarkan dakwah nya di media sosial. 

6. Menghindari Sensasionalisme.

Di era digital ini, godaan untuk menunjukan esensi sensasionalisme demi menarik perhatian sangat besar. Namun, dalam dakwah itu kejujuran dan ketepatan informasi harus menjadi prioritas utama. Penggunaan judul atau konten yang sensasional untuk menarik para mad'u dapat merusak kredibilitas dan mengurangi nilai dakwah itu sendiri. Para da'i harus bisa fokus pada penyampaian pesan yang mendidik dan membangun, daripada hanya sekedar mengejar sebuah popularitas saja.

Dalam menyikapi tantangan dakwah di era digital ini bisa dikaitkan dengan teori motivasi yang menggunakan teori menurut McClelland. Teori motivasi tersebut mengatakan bahwa seorang individu bisa mempunyai motivasi bila dirinya memang keinginan untuk berprestasi. Adapun kebutuhan dalam teori tersebut yaitu:

1. Prestasi

Da'i yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi maka akan termotivasi untuk mencari cara-cara baru yang inovatif dalam menyebarkan dakwah di era digital. Para da'i akan berusaha mencari audiens yang lebih luas melalui media sosial, blog, podcast, atau video YouTube. Da'i juga akan mencari feedback dari mad'u (audiens) untuk terus memperbaiki metode dan isi dakwah mereka, sehingga pesan yang disampaikan lebih efektif dan relevan.

2. Afiliasi (diakui)

Da'i dengan kebutuhan afiliasi nya akan fokus untuk membangun komunitas yang harmonis di antara para mad'u. Para da'i akan memanfaatkan platform digital untuk menciptakan ruang diskusi yang mendukung, seperti grup media sosial atau forum online. Dengan adanya rasa kebersamaan, maka akan membuat para da'i dan mad'u merasa menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar.

3. Kebutuhan kekuasaan.

Da'i dengan kebutuhan kekuasaan akan berusaha menjadi influencer atau panutan yang memiliki pengaruh besar di platform digital seperti Instagram, Twitter, Youtube ataupun Facebook. Mereka akan menggunakan kekuasaan mereka untuk membimbing, mengarahkan, dan menginspirasi mad'u dalam memahami dan menjalankan ajaran agama islam. 

Berdakwah di era digital ini mungkin akan menghadapi tantangan yang kompleks, namun dengan strategi yang tepat, tantangan ini dapat diatasi. Era digital juga menawarkan peluang besar untuk memperluas jangkauan dakwah dan meningkatkan efektivitas penyebaran ajaran Islam. Dengan demikian, penyebaran dakwah akan dapat tetap relevan dan berperan penting dalam membentuk moral dan spiritual umat di tengah perubahan zaman yang serba cepat. 

Para da'i harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai keislaman dan harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip etika dan moral, menghormati perbedaan, dan berfokus pada kualitas pesan yang disampaikan, sehingga bisa memberikan manfaat yang besar bagi umat Islam dan masyarakat luas. Dibutuhkan juga strategi yang tepat dalam menyebarkan pesan dakwah, karena hal ini bisa menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan pesan dakwah berupa nilai-nilai keislaman di era digital. 

Dengan memahami teori motivasi McClelland, maka para da'i akan dapat lebih sadar tentang kebutuhan dan motivasi pribadi sendiri, serta kebutuhan mad'u dalam konteks dakwah di era digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun