Dengan kemudahan mengpublikasikan konten di internet, tidak semua konten yang beredar memiliki dasar keilmuan yang kuat, banyaknya informasi yang tidak terverifikasi atau bahkan hoax bisa menyesatkan para mad'u.Â
Penting nya bagi para da'i untuk bisa memastikan bahwa konten yang disebar itu berdasarkan pada sumber-sumber yang sahih dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam konteks dakwah, menyebarkan pesan dakwah yang tidak akurat dapat menimbulkan kesalahpahaman di kalangan para mad'u.Â
2. Adanya Persaingan antar Konten Hiburan.
Pada sosial media, kini mulai dipenuhi oleh berbagai jenis konten termasuk hiburan yang seringkali lebih menarik bagi pengguna internet. Tantangan bagi para da'i dalam menyebarkan dakwahnya ialah bagaimana membuat konten yang islami dan edukatif namun tetap menarik agar tidak kalah saing dengan konten hiburan.Â
3. Menjaga Etika dan Adab dalam Berdakwah.
Etika dan adab menjadi tantangan tersendiri bagi para da'i karena, dalam berinteraksi di media sosial seringkali kurang mengedepankan adab dan sopan santun. Komentar-komentar negatif atau bahkan fitnah sering muncul dalam penyebaran pesan dakwah di media sosial, para da'i harus mampu menjaga etika dan mengedukasi para mad'u untuk berinteraksi dengan sopan tanpa membuat kesalahpahaman ajaran islam.Â
4. Tantangan Keamanan dan Privasi.
Keamanan dan privasi juga menjadi tantangan dalam dakwah di era digital. Platform digital sangat rentan terhadap serangan cyber, penyadapan, dan pelanggaran privasi.Â
Dalam konteks dakwah, hal ini bisa menjadi risiko bagi para da'i dan mad'u yang bermain aktif di media sosial. Misalnya, identitas pribadi bisa disalahgunakan, dan pesan-pesan dakwah bisa dimanipulasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, perbedaan interpretasi ajaran Islam di kalangan umat juga dapat menimbulkan konflik internal. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pendapat yang sering kali di provokasi oleh oknum yang kurang bertanggung jawab dan kurangnya pemahaman mendalam tentang ajaran-ajaran Islam. Meskipun banyak tantangan, era digital juga membawa banyak peluang bagi dakwah. Internet memungkinkan pesan-pesan keagamaan mencapai audiens yang lebih luas.Â
Konten dakwah dapat diakses kapan saja dan di mana saja, memungkinkan umat untuk terus belajar dan mendalami ajaran Islam di tengah kesibukan sehari-hari. Platform digital juga memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara para da'i dan audiens (mad'u), misalnya melalui fitur live streaming atau sesi tanya jawab online, da'i bisa menjawab pertanyaan umat secara real-time dan memberikan bimbingan secara langsung.Â