Mohon tunggu...
Dinar Setyaningrum
Dinar Setyaningrum Mohon Tunggu... Konsultan - Petualang

Penyuluh Industri Kemenperin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maaf Aku yang Pemilih: Pertimbangan dalam Memilih Pasangan

30 Januari 2020   19:07 Diperbarui: 1 Februari 2020   16:39 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
clipart-library.com

Kenapa demikian?

Karena suamilah yang nantinya akan mendampingi hidupmu, ketika dia tidak memiliki pemahaman agama dan akhlaq yang baik, maka dia tidak akan memperlakukanmu dengan baik dan tidak akan berupaya dengan baik untuk menyelesaikan setiap persoalan yang datang nantinya.

Begitu pula dengan laki-laki pun dianjurkan untuk memilih calon istri dengan beberapa pertimbangan seperti karena keturunannya, karena hartanya, karena kecantikannya, dan karena agamanya.

Pertimbangan ini pun selanjutnya dianjurkan agar mempertimbangkan agama, karena dia yang hendak kamu nikahi nantinyalah yang akan mendampingi dan menjadi ibu dari anak-anakmu. 

Tidak jauh berbeda dengan pertimbangan agama, dalam filosofi jawa pertimbangan dalam menentukan pasangan juga dijelaskan rinci. Mulai dari memilih bibit atau mengetahui asal usul jelas keluarganya, bisa juga dengan mengetahui yang mengasuhnya karena nantinya akan berpengaruh terhadap pribadi pasanganmu.

Kemudian pertimbangan bebet atau lebih dipahami dengan kemampuan finansial/ekonominya yang dirasa akan mampu menafkahi kehidupan setelah menikah, dan terakhir terkait bobot atau kualitas dari pasanganmu nantinya. Entah itu dari pendidikannya, perilakunya, bahkan agamanya karena dialah yang akan membersamai kehidupanmu. 

Hmmmm.. wajar yah ketika kamu dianggap pemilih. Karena hidup memang butuh pilihan. Tapi perlu dipahamkan lagi bahwa manusia tidak ada yang sempurna. 

Sesempurna apapun pilihan itu di matamu tentu dia tetap memiliki kekurangan, dan itulah yang menjadi tugasmu kedepannya untuk saling melengkapi. 

So, santai saja ketika kamu dianggap pemilih, karena hidup terlalu singkat untuk memberi ruang bagi penyesalan, maka dari itu tentukan pilihan yang tepat agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari. 

Malang, 30 Januari 2020

Oleh: Dinar Setyaningrum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun