Kenapa demikian?
Karena suamilah yang nantinya akan mendampingi hidupmu, ketika dia tidak memiliki pemahaman agama dan akhlaq yang baik, maka dia tidak akan memperlakukanmu dengan baik dan tidak akan berupaya dengan baik untuk menyelesaikan setiap persoalan yang datang nantinya.
Begitu pula dengan laki-laki pun dianjurkan untuk memilih calon istri dengan beberapa pertimbangan seperti karena keturunannya, karena hartanya, karena kecantikannya, dan karena agamanya.
Pertimbangan ini pun selanjutnya dianjurkan agar mempertimbangkan agama, karena dia yang hendak kamu nikahi nantinyalah yang akan mendampingi dan menjadi ibu dari anak-anakmu.Â
Tidak jauh berbeda dengan pertimbangan agama, dalam filosofi jawa pertimbangan dalam menentukan pasangan juga dijelaskan rinci. Mulai dari memilih bibit atau mengetahui asal usul jelas keluarganya, bisa juga dengan mengetahui yang mengasuhnya karena nantinya akan berpengaruh terhadap pribadi pasanganmu.
Kemudian pertimbangan bebet atau lebih dipahami dengan kemampuan finansial/ekonominya yang dirasa akan mampu menafkahi kehidupan setelah menikah, dan terakhir terkait bobot atau kualitas dari pasanganmu nantinya. Entah itu dari pendidikannya, perilakunya, bahkan agamanya karena dialah yang akan membersamai kehidupanmu.Â
Hmmmm.. wajar yah ketika kamu dianggap pemilih. Karena hidup memang butuh pilihan. Tapi perlu dipahamkan lagi bahwa manusia tidak ada yang sempurna.Â
Sesempurna apapun pilihan itu di matamu tentu dia tetap memiliki kekurangan, dan itulah yang menjadi tugasmu kedepannya untuk saling melengkapi.Â
So, santai saja ketika kamu dianggap pemilih, karena hidup terlalu singkat untuk memberi ruang bagi penyesalan, maka dari itu tentukan pilihan yang tepat agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari.Â
Malang, 30 Januari 2020
Oleh: Dinar Setyaningrum